Suara.com - Menyusui atau memberikan Air Susu Ibu (ASI) menjadi salah satu periode penting bagi seorang ibu.
Apalagi ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan harusnya bisa diberikan secara eksklusif sampai usia bayi menginjak enam bulan. Meskipun menyusui adalah proses alami, tetapi ternyata prosesnya tidak selalu mudah.
Melalui survei yang dilakukan Teman Bumil menunjukkan, memberikan ASI menjadi hal yang menantang bagi para ibu, terutama yang baru pertama kali melakukannya.
Survei bertajuk Kebiasaan Menyusui Ibu Milenial yang diadakan Teman Bumil pada 24 Juli hingga 4 Agustus 2020 menunjukkan dari 2.211 responden yang berpartisipasi, sebanyak 52,9 persen mengaku mengalami tekanan mental saat memberikan ASI.
Baca Juga: Hamil Lagi Saat Anak Masih Minum ASI? Begini Tipsnya!
Angka tersebut lebih banyak daripada yang mengalami tekanan fisik seperti kelelahan karena harus begadang merawat bayi baru lahir.
Tekanan mental yang dimaksud di antaranya, khawatir akan ASI kurang, tekanan dari orang sekitar, dan tidak percaya diri bisa memberikan ASI.
Adapun masalah menyusui yang paling sering dialami adalah puting lecet (65 persen) dan produksi ASI berkurang (47,4 persen).
Karena semua masalah ini, hampir semua ibu milenial dalam survei (98,7 persen) mengakui membutuhkan dukungan dari orang terdekat, yakni suami, keluarga, dan lingkungan kerja.
Dr. Ameetha Drupadi, pakar laktasi menjelaskan bahwa untuk sukses memberi ASI, para ibu harus mulai mencari informasi dan pengetahuan mengenai ASI sejak usia kehamilan 28 minggu.
Baca Juga: Lahir di Pekan ASI Sedunia, Kahiyang Ayu Langsung Susui Buah Hatinya
Dengan mencari informasi, setidaknya ibu akan tahu pentingnya ASI dan menyusui, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, cara dan teknik menyusui yang benar, hingga cara melakukan IMD saat persalinan.
"Informasi bisa diperoleh melalui konsultasi ke klinik laktasi dan dokter laktasi, atau mencari informasi seputar menyusui di aplikasi Teman Bumil," jelas dr. Ameetha melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Senin (10/8/2020).
Menurut WHO, menyusui adalah awal terbaik bagi setiap anak dalam memulai kehidupannya.
ASI tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, nutrisi dan emosional untuk anak-anak dan ibu, tetapi menjadi bagian dari sistem pangan berkelanjutan.
Dengan memberikan ASI, artinya membantu menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan yang lebih berat. "Dengan menyusui, ibu dapat menekan jumlah limbah kemasan yang mencemari bumi. Jadi terus semangat menyusui!" jelas dr. Ameetha.