Dua elemen penting dari tubuh manusia yang akan digunakan untuk menunjang pemeriksaan ini adalah darah dan urine.
Petugas kesehatan akan membantu mengambil sampel darah dan urine yang nantinya diserahkan hasilnya setelah menjalani pemeriksaan di laboratorium.
Apa saja jenis-jenis pemeriksaan ginjal?
Seperti yang telah disampaikan pada penjelasan awal bahwa pemeriksaan ginjal dapat dilakukan secara rutin atau temporal. Temporal ini berarti hanya pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan ginjal yang dilakukan secara rutin meliputi:
Baca Juga: Pasien Nekat Kabur dari Rumah Sakit, Pura-Pura Jadi Supir Ambulans
- Tes urine
- Ureum darah
- Glomerular filtration rate (GFR)
- Kreatin darah
Adapun jenis pemeriksaan tambahan antara lain:
- Tes rasio albumin-kreatinin
- Tes kandungan elektrolit dalam darah dan urine
- Albumin darah
- Biopsi ginjal
- Sistoskopi dan ureteroskopi
- Pembersihan kreatinin (CCT) dan protein dalam urine 24 jam
Beberapa gejala gangguan atau kerusakan ginjal yang dapat diidentifikasi sebelum melakukan periksa antara lain: nyeri pada saat buang air kecil, mengalami kesulitan saat akan buang air kecil, muncul darah pada urine, meningkatnya frekuensi urine atau berkurangnya intensitas buang air kecil, urine berbusa, pembengkakan pada kaki dan tangan akibat penumpukan cairan (edema), gangguan irama jantung, tekanan darah tinggi, penurunan kesadaran, dan sesak napas.
Selain gejala-gejala yang telah disebutkan, anda juga perlu melakukan cek fungsi ginjal jika memiliki riwayat penyakit jantung, batu ginjal, hipertensi, infeksi, lupus, atau memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ginjal.