Akhirnya, Kelly harus menjalani tes setiap dua minggu untuk memantau perkembangan bayinya yang saat itu belum lahir. Sebab, exomphalos bisa menyebabkan kemungkinan 80 persen kelainan lahir lainnya.
Tiga minggu sebelum kelahiran Laurel, dokter juga menemukan ukuran exomphalos telah berlipat ganda. Menurut dokter, anak Kelly dan Sean kemungkinan tidak akan selamat dari kelahiran.
"Mendengar itu sangat menyakitkan. Tetapi mereka mengatakan kepada kami, akan melakukan apa saja untuk menyelamatkannya, meskipun kemungkinannya sangat kecil untuk selamat," tutur Kelly.
Hingga pada 6 Juni 2018, ahli bedah melakukan operasi sesar klasik yang berarti mereka mengatur kelahiran secara vertikal, bukan horizontal.
Baca Juga: Haru! Warga Berbondong-bondong Ingin Asuh Bayi yang Dibuang di Kebun
Hal ini memberi mereka lebih banyak ruang untuk mengeluarkan bayi Laurel, karena mereka harus ekstra hati-hati agar tidak merusak organ tubuhnya yang berada di luar.
Saat Laurel berumur satu bulan, Kelly baru bisa menggendongnya untuk pertama kali. Sampai saat itu dia harus tetap telentang dengan exomphalos digantung untuk menghindari komplikasi. Laurel tinggal di Rumah Sakit Addenbrookes, Cambridge selama tiga bulan.
Pasangan itu harus melindungi Laurel karena jika dia merusak organnya yang di luar, tidak ada yang bisa dilakukan dokter. Keluarga tersebut dengan sabar menunggu sampai Laurel berusia tiga tahun dan organnya dapat dimasukan ke dalam tubuh.
Menurut dokter, jika operasi dilakukan terlalu cepat, ketika perutnya masih terlalu kecil, diafragma tidak akan mampu mengatasi kekurangan ruang yang tiba-tiba.
Karena itu, Laurel harus belajar bernapas lagi 'saat menjalani operasi pada awal 2021 di King's College Hospital, London nanti.
Baca Juga: Wanita Kaya Rawat 6 Bayi Mau Dibuang Ibunya dan Dibiayai Sejak di Kandungan