Sudah Sembuh, Pasien Covid-19 Pertama di Wuhan Alami Kelemahan Paru-Paru

Jum'at, 07 Agustus 2020 | 18:08 WIB
Sudah Sembuh, Pasien Covid-19 Pertama di Wuhan Alami Kelemahan Paru-Paru
Ilustrasi pasien covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona Covid-19 bisa menyebabkan efek samping berkepanjangan pada pasien setelah sembuh. Kondisi ini pun dialami oleh seorang pasien virus corona Covid-19 di Wuhan, China.

Pasien virus corona Covid-19 pertama di Wuhan itu masih mengalami kerusakan paru-paru yang melemahkan selama 3 bulan setelah keluar dari rumah sakit.

Sementara, sebuah studi menemukan 1 dari 10 pasien sembuh tidak memiliki antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus corona Covid-19 jika kembali terinfeksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr Peng Zhiyong, direktur perawatan intensif di Rumah Sakit Zhongnan di Universitas Wuhan, menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang dari virus corona Covid-19.

Baca Juga: Duh, Pakar Tegaskan Kelas Online Buruk untuk Kesehatan Anak!

Mereka yang terlibat dalam penelitian ini mengaku kekurangan energi. Sementara sekitar 50 persen menderita gejala depresi, yang membuat mereka merasa distigmatisasi oleh masyarakat dan tidak bisa menjalani kehidupan normal kembali.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (WHO)
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (WHO)

Dr Peng Zhiyong memulai penelitian ini pada Juli 2020 dan melacak 107 pasien dengan usia rata-rata 59 tahun yang menderita pneumonia virus dan diintubasi selama tahap awal pandemi.

Penelitian itu dilakukan selama 3 bulan salam satu tahun studi dan menemukan 90 persen pasien masih mengalami kerusakan paru-paru, termasuk fungsi ventilasi dan pertukaran gas.

Sementara, 10 persen pasien sembuh tidak lagi memiliki antibodi virus corona Covid-19. Namun, belum jelas pula keberadaan antibodi terhadap virus corona bisa memberikan kekebalan permanen atau tidak.

"Hasilnya mengungkapkan bahwa sistem kekebalan pasien masih pulih," jelas Dr Peng dikutip dari Mirror UK.

Baca Juga: Mengenal Virus Tick Borne, Ini Gejala dan Kelompok Orang Paling Berisiko!

Sebelumnya, dokter veteran perawatan kritis, yang juga merawat pasien selama wabah SARS tahun 2003 dan flu burung tahun 2016, mengaku menangis melihat kondisi pandemi virus corona Covid-19 sekarang ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI