Suara.com - Menggunakan minyak goreng secara berulang merupakan salah satu kebiasaan 'buruk' masyarakat Indonesia. Kalau belum hitam sampai menyusut, belum sudi rasanya mengganti dengan minyak goreng yang baru.
Padahal minyak goreng baiknya hanya digunakan dua kali. Kalau dipakai berulang, bukan hanya akan mengubah rasa makanan tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Erwin Chrisianto, Sp.GK., M.Gizi mengatakan minyak goreng yang memiliki kualitas terbaik adalah yang belum dipanaskan.
"Kalau kita menggoreng tempe ya tentunya tidak terlalu lama dibandingkan dengan kalau kita menggoreng lele, ikan yang biasanya sampai kering," ujar dr. Erwin dalam diskusi LIVE IG, Jumat (7/8/2020).
Baca Juga: Toko Ini Jual Minyak Goreng, Tapi Gambarnya Malah Bikin Warganet Emosi
Kata dr. Erwin semakin lama minyak digunakan, maka semakin banyak lemak jahat atau lemak jenuh terkandung di dalamnya.
Jadi jika ingin menyimpan minyak dan menggunakannya kembali, dokter yang berpraktik di RS Eka Pekan Baru itu memastikan bahwa kita harus lebih dulu memerhatikan warna minyak dan berapa lama minyak goreng telah digunakan.
"Lebih baik hanya satu kali pakai, jangan yang berulang-ulang, apalagi sampai warnanya berubah jadi hitam," terang dia.
Ancaman risiko kolesterol pada minyak yang berkali-kali pakai juga sangat tinggi. Belum lagi kandungan asam lemak trans dalam minyak yang biasa ditandai dengan perubahan warna minyak.
Semakin pekat warna minyak, maka semakin tinggi kandungan asam lemak transnya.
Baca Juga: Usai Pesta Daging, 8 Makanan yang Dapat Menurunkan Kolesterol
"Asam lemak trans itu, ibarat magnet dalam tubuh yang lebih kuat dayanya untuk membawa lemak menempel ke pembuluh darah," jelas dr. Erwin.