Suara.com - Menyusui merupakan anugerah bagi seorang ibu dengan banyak manfaat kesehatan jangka panjang, tak hanya bagi dirinya, tapi juga buah hati.
Untuk terus mempromosikan kewajiban pemberian ASI, Pekan Menyusui Dunia diselenggarakan setiap tahunnya pada 1-7 Agustus.
Hari ini, Jumat (7/8/2020) merupakan hari terakhir Pekan Menyusui Dunia. Nah untuk terus mengingat pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi, berikut beberapa serba-serbi menyusui yang bisa kamu ketahui, seperti yang suara.com rangkum dari Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
1. Menyusui salah satu hak setiap anak
Pemenuhan kebutuhan Air Susu Ibu atau ASI eksklusif 6 bulan, kemudian dilanjutkan selama masa MPASI hingga usia 2 tahun, merupakan upaya pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang optimal.
Baca Juga: Bukan Cuma Soal Kuantitas, Ibu Juga Perlu Perhatikan Durasi Saat Menyusui
2. Penting untuk perkembangan otak
ASI memiliki kandungan asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi, sebagai nutrisi penting untuk perkembangan otak. Pada bulan-bulan pertama kehidupannya bayi belum dapat memproduksi asam lemak ini sehingga sangat tergantung dari ASI sebagai sumbernya.
3. Jumlah ASI tidak ditentukan dari ukuran payudara ibu
Jumlah ASI yang dapat dihasilkan tidak tergantung dari ukuran payudara. Seorang ibu dengan payudara kecil tetap dapat menghasilkan ASI sebanyak atau bahkan lebih banyak dari ibu yang payudaranya lebih besar.
4. Penurunan berat badan di awal kelahiran bukan karena kebutuhan bayi tidak tercukupi
Bayi ASI atau bukan ASI akan mengalami penurunan berat badan di hari-hari pertama setelah lahir. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Berat badan bayi ASI pada umumnya tidak turun melebihi 7 persen berat lahir pada 72 jam pertama dan secara keseluruhan tidak melebihi 10 persen berat lahir. Pada usia 2 minggu berat bayi diharapkan sudah kembali mencapai berat lahirnya.
5. Menyusui langsung akan mendapat lebih banyak keuntungan
Menyusui langsung dari payudara memberikan lebih banyak keuntungan dibanding ASI perah. Bayi yang mengonsumsi ASI perah kehilangan peluang "melengkapi" koloni kuman baik dari permukaan areola dan puting ibu, serta tidak mendapat kesempatan "memesan" komposisi ASI melalui sinyal di saliva (air liur) seperti yang dilakukan bayi saat menyusu di payudara ibu.
6. ASI membentuk zat imun bayi
Kontribusi ASI sebagai zat imun sejak awal kehidupan bayi sangat besar, terutama berasal dari imunoglobulin A yang berlimpah dalam kolostrum, komponen oligosakarida (HMOs), dan sitokin TGF-β. Ketiganya melindungi bayi yang disusui dari infeksi dan alergi, dengan cara menyeimbangkan lingkungan mikroba saluran cerna, meredakan peradangan dan membantu berkembangnya toleransi imun.
Baca Juga: Melalui ASI, Ibu Mentransfer Sistem Kekebalan kepada Anak