Selain Covid-19 dan Malaria, Hidroksiklorokuin Juga Untuk Pasien Autoimun

Kamis, 06 Agustus 2020 | 20:41 WIB
Selain Covid-19 dan Malaria, Hidroksiklorokuin Juga Untuk Pasien Autoimun
Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hidroksiklorokuin sempat direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai obat Covid-19 sebelum akhirnya kembali dilarang.

Namun beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brasil hingga Indonesia masih memberikan obat antimalaria tersebut kepada pasien Covid-19

Sebelum ada wabah virus corona jenis baru seperti sekarang, hidroksiklorokuin juga telah lama dikonsumsi untuk mengobati penyakit autoimun. 

Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Dr. dr. Alvina Widhani, SpPD, KAI menjelaskan, obat itu biasanya diberikan kepada pasien autoimun dengan gejala ringan khususnya autoimun jenis Sjogren's Syndrome.

Baca Juga: Masih Pandemi, WHO Sebut Tidak Realistis Gelar Perlombaan Besar Tahun Ini

"Kalau gejala ringan, mudah lelah, nyeri sendi ada obat tambahan hidroksiklorokuin. Sekarang dikenal sebagai obat Covid-19 tapi sebenarnya itu obat lama untuk autoimun," kata Alvina dam webinar, Kamis (6/8/2020).

Ia menyampaikan, selain Sjogren's Syndrome, pasien autoimun lupus juga mengonsumsi hidroksiklorokuin.

Menurutnya, obat itu digunakan karena memiliki efek samping yang ringan sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang.

"Jangka panjang karena memang efek sampingnya tidak terlalu berat. Tapi tetap harus memantau secara berkala karena efek samping ada pada mata," ujarnya. 

Dokter rumah sakit Cipto Mangunkusumo itu menjelaskan bahwa ciri khas autoimun Sjogren's Syndrome memang menyerang organ kelenjar tubuh. Sehingga kadar air seperti air liur, air mata, juga keringat di kulit bisa berkurang. 

Baca Juga: Sempat Terdaftar di BPOM, 'Herbal Corona' Hadi Pranoto Masuk Kategori Jamu

Selain hidroksiklorokuin, Alvina menambahkan ada obat lain yang bisa dikonsumsi pasien Sjogren's Syndrome. 

"Pilihan obat lain sifatnya imunosupresan, itu kita sesuaikan dengan organ apa yang terkena, vital apa tidak. Itu pilihannya ada banyak lagi. Disesuaikan dengan kondisi pasien," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI