Di Kenya, Virus Corona Jenis Baru Sebabkan Ratusan Unta Meninggal

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 06 Agustus 2020 | 10:19 WIB
Di Kenya, Virus Corona Jenis Baru Sebabkan Ratusan Unta Meninggal
Ilustrasi unta liar. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus Corona jenis baru, yang tidak terkait dengan pandemi Covid-19, menyerang unta-unta di Kenya.

Dilansir ANTARA, penyakit misterius ini menyebabkan kematian pada ratusan unta di timur laut Kenya.

Pejabat kesehatan mengatakan kepada awak media bahwa virus corona pada unta tidak menimbulkan risiko bagi manusia namun telah menyebabkan lebih dari 200 unta mati.

Pihaknya memperingatkan angka tersebut kemungkinan terus bertambah sebab sebagian besar kasus tidak dilaporkan.

Baca Juga: Heboh Polisi Naik Unta di Jalan Tol, Ternyata Ini Penyebabnya

Pejabat kesehatan Marsabit dan pemerintah setempat mengatakan virus corona terkait Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) bertanggung jawab atas kematian ratusan unta, yang melumpuhkan usaha ternak hidup.

Para pedagang dari seberang perbatasan, Somalia dan Ethiopia, membeli unta seharga kurang dari 800 dolar AS (sekitar Rp 11,6 juta) per ekor.

"Virus corona pada unta ini ditemukan dalam populasi unta dan tiga orang ... yang mengurusi unta, yang terbukti tertular virus corona," kata Adano Kochi, direktur kesehatan masyarakat daerah Marsabit kepada wartawan.

Bonaya Racha, pimpinan setempat yang mewakili pemerintah di daerah tersebut, mengatakan unta-unta mengalami batuk parah sebelum meninggal.

"Lebih dari 200 unta mati di Marsabit saja, unta kami menderita batuk parah, kedua kelenjar getah bening mereka membengkak dan beberapa hari kemudian mati," jelasnya.

Baca Juga: Beri Makan Burung Unta saat Karantina, Presiden Bolsonaro Malah Dipatuk

Penduduk setempat kini merasa khawatir meski telah diyakinkan bahwa virus corona unta tidak berisiko pada mereka sebab mayoritas penduduk bergantung pada produk unta seperti susu, daging dan keju.

Di sisi lain, unta merupakan salah satu penyebar penyakit MERS-CoV, yang juga disebabkan oleh virus Corona.

Gejala sindrom pernafasan ini di antaranya demam, batuk-batuk dan sesak nafas. Sejumlah pasien juga mengalami diare, muntah-muntah bahkan pneumonia dan gagal ginjal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut MERS berasal dari unta di Arab Saudi, Mesir, Oman dan Qatar. WHO pun menyarankan warga di Timur Tengah hanya memakan daging unta yang dimasak matang serta melarang warga meminum kencing unta, yang kerap dianggap sebagai obat.

Meskipun MERS-CoV juga menyebar antar manusia, tetapi tidak gampang. Penularan antar manusia, menurut WHO hanya terjadi antara anggota keluarga, pasien ke dokter dan para pekerja rumah sakit.

Wabah MERS di Timur Tengah pada 2012 adalah yang terbesar. Infeksi dilaporkan terjadi hingga ke 24 negara. Jumlah korban tewas mencapai 525 orang, dengan 86 persennya berada di Arab Saudi. Hingga saat ini total korban mencapai 858 jiwa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI