Suara.com - Kondisi tiroid yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati dapat menjadi penyebab utama infertilitas atau ketidaksuburan pada wanita usia reproduksi.
Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di leher yang menghasilkan hormon tiroid, fungsinya untuk mengatur metabolisme tubuh.
Gangguan tiroid terjadi ketika kelenjar ini memproduksi terlalu banyak hormon (hipertiroidisme) atau terlalu sedikit (hipotiroidisme). Permepuan memang empat kali lebih rentan terhadap gangguan ini daripada pria.
Masalah tiroid dan infertilitas
Baca Juga: Ragam Faktor Infertilitas, Penyebab Pasutri Belum Berhasil Dapat Momongan
Menurut ahli, dilansir The Health Site, hipotiroidisme dapat menganggu ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium). Apabila tidak terdiagnosis dan tidak diobati dapat menyebabkan keguguran.
Kondisi ini juga dapat mengakibatkan kelainan autoimun atau hipofisis tertentu, yang juga dapat menganggu kesuburan.
Kadar tiroid yang rendah dapat membuat ovarium memproduksi lebih sedikit progesteron, hormon perempuan yang mengatur siklus menstruasi dan sangat penting untuk kehamilan.
Di sisi lain, kondisi hipertiroidisme yang tidak ditangani juga akan menyebabkan menstruasi tidak tertatur dan menyulitkan seorang perempuan untuk hamil.
Jika hipertiroidisme tidak terkendali, dapat meningkatkan risiko keguguran pada tahap awal kehamilan.
Baca Juga: Dokter kandungan: Infertilitas Bukan Penyakit
Ketika seorang calon ibu menderita hipertiroidisme, kehamilannya berisiko mengalami komplilkasi seperti tekanan darah tinggi, pertumbuhan bayi yang buruk, dan kelahiran prematur.
Pada pria, hipertiroidisme dapat memengaruhi jumlah sperma, sehingga menyebabkan penurunan kesuburan.