Anak-anak dengan Covid-19 Bisa Mengalami Masalah Otak dan Neurologis

Kamis, 06 Agustus 2020 | 08:07 WIB
Anak-anak dengan Covid-19 Bisa Mengalami Masalah Otak dan Neurologis
Ilustrasi anak memakai masker. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak bisa mengalami masalah neurologis dan kerusakan otak akibat Covid-19. Hal ini dinyatakan dalam sebuah studi yang diterbitkan pada  JAMA Neurology.

Pada studi tersebut, para peneliti dari Great Ormond Street Hospital for Children di London mengamati 27 anak berusia 8 hingga 15 tahun dengan sindrom peradangan multisistem. Sindrom ini merupakan kondisi fatal yang dikaitkan dengan infeksi virus corona baru pada anak-anak. 

Melansir dari Insider, hasil peneliaian menunjukkan bahwa empat anak mengalami gejala neurologis. Dalam hal ini, para pasien mengalami sakit kepala, linglung dan disorientasi, hingga otot lemah.

Keempat pasien itu tidak memiliki kondisi neurologis sebelum terinfeksi virus corona. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pasien mengalami perlambatan aktivitas saraf dan serat otot.

Baca Juga: Cerita Pasien Covid-19 di Medan Bunuh Diri Loncat dari Gedung Rumah Sakit

Setelah menerima obat untuk mengobati peradangan, dua pasien sembuh total dan keluar dari rumah sakit. Dua pasien lainnya membaik, tetapi masih menunjukkan gejala lain seperti kelemahan otot parah hingga memerlukan penggunaan kursi roda.

Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)
Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)

Studi-studi sebelumnya telah menemukan bahwa orang dewasa juga dapat mengalami kerusakan otak dan gejala neurologis akibat Covid-19, termasuk delirium dan halusinasi.

Gejala-gejala tersebut dapat memengaruhi pasien setelah pulih dan bisa juga dialami pasien dengan gejala ringan. Studi menunjukkan pasien juga dapat memiliki gejala neurologis dari pembekuan darah yang terkait dengan Covid-19 seperti stroke.

Masih belum jelas bagaimana Covid-19 memengaruhi otak dan neurologis khususnya pada pada anak-anak. Oleh karena itu, para peneliti menyarankan perlunya studi lebih lanjut. 

Baca Juga: 4 Hal yang Bikin Penderita Diabetes Makin Parah Saat Positif Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI