Mikroba pada Penis Bisa Jadi Penyebab Ketidakseimbangan Bakteri di Vagina

Rabu, 05 Agustus 2020 | 21:00 WIB
Mikroba pada Penis Bisa Jadi Penyebab Ketidakseimbangan Bakteri di Vagina
Kesehatan reproduksi wanita harus diperhatikan (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaginosis bakterialis merupakan infeksi yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di vagina. Kondisi ini menyebabkan bakteri 'jahat' berkembang biak di area genital wanita.

Ini adalah kondisi yang serius, sulit diobati, dan dihilangkan. Jika seorang wanita terinfeksi selama kehamilan, vaginosis bakterial dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau berat lahir rendah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC US) mengatakan vaginosis bakterialis tidak memiliki penyebab yang diketahui.

Namun, sebuah penelitian baru menyebut bahwa pria tampaknya memiliki peran dalam penularan kondisi ini. Peneliti menemukan bakteri terkait vaginosis dalam mikroba penis.

Baca Juga: Layanan Kesehatan Reproduksi Terganggu, Bidan Hadapi Tantangan Besar

"Perawatan pada pasangan pria mungkin merupakan strategi baru," kata Mehta, penulis utama studi ini dalam jurnal Frontiers in Cellular and Infection Microbiology yang terbit Selasa (4/8/2020) kemarin.

Ilustrasi kesehatan reproduksi perempuan, vagina.
Ilustrasi kesehatan reproduksi perempuan (Shutterstock)

Mehta ingin para penyedia layanan kesehatan melibatkan pria yang menjadi pasangan seks dalam meningkatkan kesehatan reproduksi wanita.

"Bukan untuk menyalahkan satu pasangan atau yang lainnya, tetapi untuk menaikkan pilihan dan peluang dalam meningkatkan kesehatan reproduksi. Dan mudah-mudahan mengurangi stigma vaginosis bakterial," sambungnya.

Dilansir CNN, vaginosis bakterialis bisa membuat wanita berisiko tinggi tertular HIV atau infeksi menular seksual (IMS) lainnya, seperti klamidia atau gonore.

Menurut catatan, kondisi ini memengaruhi 20 persen wanita di seluruh dunia dan hanya beberapa yang dirawat, tapi seringkali tidak efektif.

Baca Juga: PBB: Pandemi Pengaruhi Kesehatan Reproduksi hingga Kekerasan pada Perempuan

"Pengobatan antibiotik vaginosis bakterialis telah membatasi keberhasilan jangka panjang, hingga 50 persen perempuan menjadi kambuh dalam waktu enam bulan. Jadi kami membutuhkan pendekatan yang lebih efektif dalam hal pengobatan," jelas Supriya Mehta, seorang ahli epidemiologi di University of Illinois di Chicago, Illinois.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI