Suara.com - Perilaku kecanduan internet pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda meningkat selama aturan PSBB. Khusus yang terjadi pada anak dan remaja, kecanduan internet meningkat karena faktor berkonflik dengan orangtua.
Dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Kristiana Siste, SP.Kj (K) menyampaikan, dari hasil penelitan selama April hingga Juni 2020, ditemukan bahwa 67 persen orangtua mengaku kesulitan merawat anak selama masa pandemi Covid-19. Akibatnya, konflik anak dan orangtua menjadi banyak.
"Saat konflik terjadi, ada emosi tidak enak, rasa kesal, sedih. Tapi anak pelampiasannya terbatas. Biasanya dia bisa main bola sama teman-temannya atau main sepeda di luar. Ketika Covid, ada PSBB, tidak bisa dilakukan, jadi pelarian ke internet," papar Kristiana dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan, Rabu (5/8/2020).
Ia menyampaikan, kenaikan kecanduan internet pada remaja meningkat hingga 19,3 persen. Dari 2.933 remaja di 33 Provinsi yang dilakukan riset, 59 persen di antaranya juga mengaku mengalami peningkatan durasi online per hari.
Baca Juga: Tanda dan Gejala Kecanduan Internet, Kamu Mengalaminya?
"Dengan rata-rata 11,6 jam per hari pada remaja," tambahnya.
Sementara pada dewasa muda usia 20-40 tahun, peningkatan penggunaan internet meningkat hingga 5 kali lipat. Kristiana menyampaikan, dari sebelumnya kecanduan internet pada dewasa muda sebanyak 3 persen, setelah pandemi meningkat jadi 14,4 persen. Data itu diambil dari 4.730 orang yang menjadi responden.
"Dan 96 persen mengakses internet dari handphone, 80 persen mengaku ada peningkatan durasi internet rata-rata 10 jam perhari," ujarnya.
Peningkatan penggunaan internet selama pandemi juga sebenarnya terjadi negara lain, kata Kristiana. Tetapi angkanya tidak setinggi di Indonesia.
Ia mencontohkan peningkatan Meksiko dari 5,2 persen menjadi 10,6 persen. Selain itu China dari 3,5 persen menjadi 4,3 persen.
Baca Juga: Murid Kecanduan Internet, Sekolah Ini Adakan Wisata Tanpa Ponsel
Menurutnya, kebanyakan orang Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Yang paling sering digunakan di antaranya Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram, dan Line. Mereka juga mencari informasi melalui Youtube. Selain itu, penggunaan internet juga untuk game online.
"Faktor risiko ketergantuan selama Covid-19, kami berusaha analisis apabila penggunaan lebih dari 11 jam per hari atau mereka gunakan untuk media sosial lebih dari 3 jam sehari," katanya.
Namun ia juga menjelaskan, penggunaan internet tidak akan menjadi kecanduan jika tujuannya untuk proses akademik.