Diklaim Sanggup Bunuh Virus Corona, Obat Kumur di Jepang Ludes

Rabu, 05 Agustus 2020 | 18:24 WIB
Diklaim Sanggup Bunuh Virus Corona, Obat Kumur di Jepang Ludes
Ilustrasi obat kumur (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sehari setelah gubernur prefektur barat Osaka menyarankan obat kumur yang diklaim dapat mencegah Covid-19, banyak warga Jepang mengalami panic buying terhadap produk tersebut.

Akibatnya, beberapa stok di toko-toko menjadi kosong. Masyarakat yang tidak mendapatkannya pun mengunggah foto produk dan bertanya di mana mereka dapat membelinya.

"Apakah ada orang lain yang juga kesulitan membeli obat kumur ini? Aku sudah kehabisan empat kali," cuit seorang pengguna @shotaro_1117 sambil mengunggah foto rak obat kumur yang sudah kosong.

Pada Selasa (4/8/2020) kemarin, Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura menjelaskan ada sebuah penelitian menunjukkan viral load (jumlah virus) yang lebih sedikit pada air liur 41 pasien Covid-19 dengan gejala ringan setelah berkumur dengan obat kumur berbahan povidone iodine.

Baca Juga: Setiap 15 Detik, Satu Orang Meninggal Dunia karena Virus Corona

Povidone iodine adalah obat yang berfungsi sebagai antiseptik. Umumnya digunakan untuk membersihkan serta membunuh bakteri, jamur, dan virus.

Konsumen kehabisan obat kumur (Twitter/@shotaro_1117)
Konsumen kehabisan obat kumur (Twitter/@shotaro_1117)

Obat ini bekerja dengan cara merusak sel kuman dan membuat kuman menjadi tidak aktif.

"Bahkan, mungkin kita dapat mengatasi virus corona dengan obat kumur," kata Yoshimura dalam konferensi pers, berbicara tentang studi tentang pemulihan pasien di hotel regional yang dirilis oleh rumah sakit Osaka.

Setelah sang gubernur mengatakan hal tersebut, saham Meiji Holdings Co, produsen obat kumur bermerek Isojin, meroket. Menurut laporan, kenaikan mencapai 7,7 persen dalam satu hari.

Konsumen kehabisan obat kumur (Twitter/@Reuters)
Konsumen kehabisan obat kumur (Twitter/@Reuters)

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan para peneliti akan mencoba menentukan apakah bahan tersebut dapat menjaga gejala penyakit jadi memburuk.

Baca Juga: Kirim Ilmuwan ke China, WHO Selidiki Hewan Perantara Penularan Virus Corona

"Pemerintah akan mengawasi perkembangan penelitian tersebut dengan seksama," ujar Suga. Namun, beberapa ahli skeptis dengan hal ini, lapor Channel News Asia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI