Suara.com - Anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu atau kondisi baru yang dihadapinya.
Termasuk situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak perubahan pada aspek kehidupan secara keseluruhan.
Tapi bagaimana jika anak bertanya mengenai isu kontroversi terkait Covid-19 yang banyak berseliweran di media sosial?
Tentu peran orangtua sangat diperlukan agar anak tidak terperangkap pada informasi yamg keliru.
Baca Juga: Setiap 15 Detik, Satu Orang Meninggal Dunia karena Virus Corona
Pemerhati Kesehatan Jiwa Anak UNICEF Ali Aulia Ramly menyampaikam bahwa peran orangtua tidak hanya menjawab apa yang dinyatakan anak. Tetapi perlu ada dialog agar orangtua juga memahami pikiran anak.
"Memastikan bukan hanya membalas informasi tapi juga menanyakan kenapa dan apa yang dikhawatirkan, baru menyampaikan informasi yang benar. Orangtua juga harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi terkait covid. Bisa jadi saat menanyakan hal ini sebenarnya dia punya kecemasan yang sangat tinggi," papar Ali dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan, Rabu (5/8/2020).
Menurut Ali, dengan orangtua menanyakan kembali alasan dari pertanyaan anak juga menjadi bagian dalam proses memahami dinamika emosional anak. Orangtua juga bisa mengajak anak mendiskusikan isu kontroversi terkait Covid-19 yang ditanyakannya.
Ajak anak untuk memastikan apakah sumber informasi yang ia dapatkan benar atau tidak.
"Anak-anak bisa dilatih untuk hal ini. Orangtua bisa mengajak identifikasi apakah ada tanda dalam tulisan atau pesan atau gambar yang beredar terutama melalui media sosial yang merupakan ciri dari informasi bohong," ujarnya.
Baca Juga: Dinkes Jakarta: 600 Pasien Covid-19 di Jakarta Punya Riwayat Diabetes
"Ajak anak untuk menguasasi keterampilan, misalnya mengecek, membandingkan dengan informasi yang berasal sari sumber informasi resmi,"tambah Ali.