Suara.com - Berdasarkan keterangan resmi Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y. Thohari, Rabu (5/8/2020), ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, berasal dari bahan sodium nitrat dalam jumlah besar yang disimpan di pelabuhan.
Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat korban tewas akibat ledakan tersebut telah mencapai 78 dengan 4.000 orang terluka, pada Selasa (4/8/2020), pukul 18.02 waktu setempat.
Jumlah ini diperkirakan akan naik terus sepanjang hari, dan dengan korban luka-luka masih hilir-mudik ke rumah sakit. Pencarian orang hilang pun masih terus dilakukan.
Ledakan tersebut terjadi di Port of Beirut (Pelabuhan Beirut) yang berdekatan dengan Downtown Beirut.
Baca Juga: Ledakan di Beirut Lebanon, Ini 2 Hal yang Bisa Picu Sodium Nitrat Meledak
Kepala Keamanan Umum Lebanon dilansir dari Telegraph UK, juga mengatakan ledakan disebabkan oleh kebakaran di gudang bahan yang mudah meledak, termasuk sodium nitrat, di Pelabuhan Beirut.
Pihaknya mengatakan bahwa bahan itu disita dari sebuah kapal beberapa bulan lalu dan disimpan di pelabuhan.
Sodium Nitrat (sodium nitrate) adalah sejenis garam yang telah lama digunakan untuk mengawetkan makanan.
Dilansir dari Healthline, sodium nitrat biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan seperti dendeng, ham (daging babi), hot dog, daging, salami hingga ikan asap.
Sodium nitrat ini bisa ditemukan pada banyak tanaman dan air minum. Nitrogen diubah menjadi natrium nitrat dalam tanah dan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Baca Juga: Ledakan Dahsyat di Lebanon Disebabkan oleh Amonium Nitrat, Apakah Itu?
Kemudian, tanaman menyerap natrium nitrat dari tanah dalam jumlah yang bervariasi. Sayuran dengan kadar natrium nitrat yang tinggi termasuk bayam, lobak, selada, seledri, wortel, kol dan bit.