Suara.com - Tidak hanya ancaman Covid-19, saat ini anak-anak juga terancam penyakit langka myelitis flaccid akut (AFM) di akhir musim panas sejak 2014 hingga 2020.
Mengutip Live Science, Rabu (5/8/2020) ancaman ini didasarkan pada temuan sejak 2014, di mana kasus AFM meningkat sejak akhir Juli, Agustus, hingga November.
"Kami khawatir bahwa di tengah-tengah pandemi Covid-19, kasus AFM tidak terdeteksi, dan orangtua khawatir sehingga harus membawa anak-anak mereka ke dokter," ujar Dr. Thomas Clark Wakil Direktur Divisi Penyakit Menular Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Kebanyakan AFM disebabkan oleh enterovirus yang juga menyebabkan polio, sehingga para orangtua harus waspada jika anak-anak tiba-tiba mengalami lemasnya tungkai tangan dan kaki.
Baca Juga: Kahiyang Ayu Melahirkan Anak Kedua, Ini Foto Kehamilannya
Gejala ini harus segera ditangani dokter, khususnya apabila terjadi dalam rentang Agustus hingga November. Sebelum kelemahan tungkai, biasanya diawali dengan penyakit pernapasan, demam, sakit leher hingga punggung.
"AFM adalah darurat medis yang membutuhkan perawatan segera," kata Direktur CDC Dr. Robert Redfield.
Selain itu penyakit langka AFM hingga kini juga belum ditemukan obat khusus untuk terapi penyembuhan. Kebanyakan dokter akan merekomendasikan terapi fisik yang bisa merangsang tungkai tangan dan kaki yang lemah.
Gejala AFM ini serupa polio, namun beruntung polio mampu diminimalisir akibat pemberian vaksin polio saat anak-anak.
Anak yang menderita AFM di AS 98 persennya pada 2018 harus mendapatkan perawatan rumah sakit. Bahkan setengahnya harus dirawat di ICU, seperempat kasus juga membutuhkan alat bantu pernapasan.
Baca Juga: Anak Kuli Bangunan di Madiun Harus Seberang Sungai untuk Belajar Online
Di sinilah kata Clark diperlukan orangtua untuk waspada melakukan pencegahan dampak lebih serius, dan secepatnya perawatan bisa dilakukan.
"Setiap ada tanda kelemahan tungkai yang berkembang tiba-tiba pada anak-anak, perlu langsung dibawa ke dokter," tutup Clark