Suara.com - Palang Merah Lebanon menyebut masih banyak korban ledakan Beirut yang terperangkap. Sementara yang dirawat membutuhkan transfusi darah.
Dilansir Antara, Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan ratusan orang yang terluka dalam ledakan di pelabuhan Beirut dibawa ke rumah sakit, tetapi banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah yang rusak akibat ledakan tersebut.
Ia mengatakan kepada media setempat bahwa tidak ada angka pasti jumlah korban yang terluka karena banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah dan di dalam wilayah ledakan. Yang lainnya diselamatkan dengan perahu.
Media Lebanon LBCI mengutip Hotel Dieu Hospital di Beirut yang mengatakan bahwa mereka merawat lebih dari 500 orang dan tidak dapat menerima lebih dari itu. Puluhan orang yang terluka perlu operasi, kata rumah sakit itu seraya meminta sumbangan darah.
Baca Juga: Ledakan Beirut, Satgas TNI Kontingen Garuda Kirim Ambulans Bantu Evakuasi
Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar. Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.
Setidaknya 10 jenazah dibawa ke rumah sakit, sumber keamanan dan sumber medis mengatakan kepada Reuters.
Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia yang menjadi korban jiwa dalam peristiwa ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) kemarin.
Dalam catatan KBRI Beirut, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat," kata Hajriyanto dalam keterangannya, Rabu (5/8/2020).
Baca Juga: Seorang WNI Sedang Dikarantina di RS Saat Terjadi Ledakan Beirut Lebanon
Hajriyanto menyebut KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian setempat dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.
"KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," lanjutnya.
Sementara, Kementerian Kesehatan Lebanon sendiri mencatat korban tewas akibat ledakan dahsyat di Beirut telah mencapai 78 dengan 4.000 orang terluka.
Jumlah ini diperkirakan akan naik terus sepanjang hari, dan dengan korban luka-luka masih hilir-mudik ke rumah sakit. Pencarian orang hilang pun masih terus dilakukan.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan temuan sementara ledakan disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan.