WHO Ingatkan Vaksin Bukan 'Peluru Perak' untuk Tangkal Pandemi Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 04 Agustus 2020 | 18:56 WIB
WHO Ingatkan Vaksin Bukan 'Peluru Perak' untuk Tangkal Pandemi Covid-19
ilustrasi WHO. (PlusONE / Shutterstock.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan negara-negara untuk tidak menjadikan vaksin Covid-19 sebagai 'peluru perak' atau senjata pamungkas penangkal pandemi virus Corona.

Dilansir Anadolu Agency, meski ada kemajuan dalam pembuatan vaksin Covid-19, WHO menegaskan vaksin bahkan bisa jadi bukan solusi permanen.

"Sejumlah vaksin telah memasuki fase ketiga uji klinis Covid-19 dan sejauh ini hasil pengujian menunjukkan kandidat vaksin efektif mencegah infeksi yang diakibatkan virus SARS-CoV-2. Namun, sejauh ini belum ada peluru perak," ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Peluru perak yang dimaksud WHO adalah solusi besar yang berdampak langsung untuk penyelesaian masalah.

Baca Juga: Bio Farma Akan Produksi 250 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Halalkah?

Ghebreyesus mengatakan sejumlah negara terus melaporkan kasus baru dalam jumlah banyak.

Hingga Selasa (4/8/2020) pagi, total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia mencapai 18,4 juta kasus dan lebih dari 697 ribu orang meninggal dunia karena virus ini.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)

"Menguji, mengisolasi dan merawat pasien, serta melacak dan mengkarantina kontak mereka. Lakukan semuanya," tegas Tedros.

"Setiap individu, harus menjaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan secara teratur," kata dia lagi, yang sekaligus memperingatkan bahwa jika wabah mulai terkendali, semua orang harus tetap melakukan langkah-langkah tersebut.

Bio Farma Siap Produksi Vaksin Akhir Tahun

Baca Juga: Bio Farma Siap Produksi 250 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada Akhir Tahun Ini

Di Indonesia, pemerintah menyatakan siap untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas produksi 250 juta dosis per tahun mulai akhir tahun ini.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan produksi vaksin akan dilakukan oleh Bio Farma.

Menteri Erick menyampaikan kepastian tersebut saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma di Bandung, Jawa Barar, Selasa.

Dia mengatakan kunjungan ini sekaligus untuk memastikan kesiapan uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac, perusahaan asal China.

“Hari ini saya memastikan Bio Farma saat ini sudah siap memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun dan di akhir tahun siap memproduksi 250 juta dosis per tahun,” jelas Menteri Erick.

Menteri Erick melanjutkan dalam upaya percepatan penanganan pandemi, salah satu fokus utama Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional adalah melipatgandakan ketersediaan vaksin dan terapi pengobatan yang sangat krusial untuk menanggulangi pandemi.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Dia menjelaskan bahwa Bio Farma telah memproduksi vaksin sejak 1980 dan dipercaya lebih dari 150 negara dalam memproduksi 15 jenis vaksin, dengan pangsa pasar 75 persen vaksin polio yang menyebar di seluruh dunia.

Bio Farma juga memastikan bahwa produknya halal dan sudah digunakan di beberapa negara Timur Tengah.

"Mari kita percaya atas kemampuan bangsa sendiri. Jangan ragukan kemampuan Bio Farma yang sudah teruji, baik untuk memproduksi vaksin yang dihasilkan dari kerja sama dengan negara lain dan juga vaksin murni karya Bio Farma sendiri,” lanjut dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI