Suara.com - Kebanyakan ibu menyusui fokus pada produksi ASI yang dihasilkannya. Memang hal tersebut penting untuk diperhatikan terutama bagi ibu baru.
Tapi durasi waktu bayi menyusui juga jangan sesekali disepelekan. Karena hal itu akan berdampak pada tumbuh kembang bayi.
"Kenapa harus memikirkan lama waktu menyusui? Karena untuk memastikan apakah transfer ASI ke bayi berjalan baik. Jadi harapannya penambahan berat badannya juga baik," kata Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Elizabeth Yohmi Sp.A dalam siaram langsung Instagram bersama IDAI, Selasa (4/8/2020).
Elizabeth menjelaskan bahwa setiap bayi memiliki waktu menyusui yang berbeda, tergantung dari usianya. Prinsipnya, bayi akan menyusu lebih lama saat sedang lapar.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Solusi Mogok Makan Pada Bayi
"Karena dia akan mengenyangkan hingga mendapat ASI akhir. Tetapi kalau cuma haus karena udara panas dia hanya menyusu sebentar, hanya membutuhkan cairan saja," katanya.
Menurut Elizabeth, rata-rata bayi menyusui paling lama antara 30-40 menit. Sehingga ibu harus peka jika bayi menyusu sampai berjam-jam.
"Hati-hati, jangan-jangan dia gak dapat (ASI) karena gak kenyang. Kasihan juga, ibunya kapan istirahat," ucapnya.
Namun kondisi itu biasanya dialami di awal-awal pasca kelahiran. Ketika bayi sudah di atas dua atau tiga bulan biasanya kemampuannya menyusu akan lebih baik. Selain itu, produksi ASI juga biasanya sudah banyak.
"Sehingga sekali sedot (bayi) mendapatkan banyak (ASI). Apalagi kalau ibu sudah 2-3 bulan mungkin produksi ASI sudah lebih banyak. Jadi dia hanya butuh waktu 5-10 menit per hari tapi berat badan naik 1 kilo sebulan berarti it's ok," pungkasnya.