Mengulik Khasiat Arak Bali untuk Pasien Covid-19, Benarkah Bermanfaat?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 04 Agustus 2020 | 13:02 WIB
Mengulik Khasiat Arak Bali untuk Pasien Covid-19, Benarkah Bermanfaat?
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Klaim ramuan tradisional yang disebut bermanfaat untuk pasien Covid-19 mulai bermunculan. Salah satu yang santer diberitakan adalah arak Bali, yang disebut membantu proses kesembuhan pasien.

Dilansir ANTARA, tokoh masyarakat Bali Prof Made Agus Gelgel Wirasuta adalah yang pertama menyebut arak Bali berkhasiat dan ampuh bagi pasien Covid-19.

Klaim ini didasari atas pengamatannya kepada sejumlah pasien Covid-19 di Bali, yang dinyatakan negatif setelah tiga hari.

"Dari penerapannya kami contohkan dari 19 pasien yang positif, setelah mendapat therapi dalam tiga hari yang negatif 15 orang dan 4 orang tetap positif, artinya memberikan tingkat kesembuhan sekitar 78 persen. Sejak itulah langsung diperintahkan Gubernur Bali untuk langsung dikerjakan, dan sejak itu pula tingkat kesembuhan terus meningkat," ucapnya.

Baca Juga: Anggota DPR: Jangan Klaim Temukan Obat Covid-19 Hanya Demi Dagang

Prof Gegel menambahkan dari data statistik, laju penyembuhan dengan menggunakan ramuan ini dalam tiga hari sebanyak 70 persen dibanding fase normal yang dalam dua pekan hanya 50 persen.

Ilustrasi Arak Bali. [Berita Bali]
Ilustrasi Arak Bali. [Berita Bali]

"Ini sangat berguna, berapa banyak biaya yang dapat ditekan untuk penghematan," katanya.

Dikatakan Geigel, ada dua jenis ramuan tradisional Bali yang dikembangkan untuk penanganan Covid-19. Ramuan pertama tidak mengandung dan berbahan dasar daun kelor dan ubi merah.

Fungsi ramuan ini adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Ramuan ini diminum sebagai teh dan sudah memiliki izin edar setelah didaftarkan oleh Universitas Udayana.

Ramuan berikutnya yang berbahan dasar arak, yang penemuannya diawali dengan kejadian meningkatnya penyebaran Covid-19 di Desa Serokadan, Bangli, yang lewat salah seorang panglingsir (tokoh tetua) setempat yang juga penekun pengobatan tradisional mendapat "pawisik" (petunjuk spiritual) untuk memanfaatkan arak sebagai media pengobatan setelah melakukan meditasi.

Baca Juga: CDC Sebut Banyak Laporan Pasien Muda Covid-19 Pulih Lebih dari Dua Minggu

Info tersebut disampaikan kepada Prof Gelgel untuk dilakukan riset secara kimia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI