Merasa Dilindungi Tuhan, Banyak Orang Indonesia Tak Takut Virus Corona

Selasa, 04 Agustus 2020 | 12:30 WIB
Merasa Dilindungi Tuhan, Banyak Orang Indonesia Tak Takut Virus Corona
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Indonesia dinilai tidak mudah takut dengan risiko kesehatan yang mengintai. Hal itu disebabkan karena pola pikir yang merasa tidak akan tertular penyakit. 

"Kalau saya amati, karena saya juga meneliti antropologi bahwa orang Indonesia tidak mudah takut dengan risiko tantangan kesehatan. Berpikir 'itu buat orang lain buat saya engga'. Apalagi kalau beriman pasti dilindungi Tuhan Yang Maha Esa," kata Tim Pakar Sosbud Satgas Covid-19 Meutia Hatta dalam siaran langsung virtual BNPB, Selasa (4/8/2020). 

Namun yang kadang terlupa, lanjut Meutia, bahwa Tuhan juga bisa menguji kepatuhan manusia terhadap aturan tertentu. 

Tim Pakar Sosbud Satgas Covid-19 Meutia Hatta. (Youtube/BNPB)
Tim Pakar Sosbud Satgas Covid-19 Meutia Hatta. (Youtube/BNPB)

"Kalau prinsipnya kita menolong orang lain supaya tidak tertular, artinya kita juga bukan hanya menolong diri sendiri tapi juga beriman kepada Tuhan karena menolong orang lain agar tidak terkena penyakit," kata Meutia.

Baca Juga: Tips Agar Anak Tetap Aman Kembali ke Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19

Menurutnya, fenomena berkerumun yang masih banyak dilakukan masyarakat terjadi karena adanya nilai budaya yang lebih penting dari menghindari penyakit. Sedangkan, menjadikan protokol kesehatan covid-19 menjadi bagian dati kebudayaan masyarakat, diakui Meutia, membutuhkan waktu lama.

"Untuk jadi kebudayaan perlu waktu lama. Karena kebudayaan lebih luas lagi harus menyangkut pola pikir dan perilaku. Misal ada nilai-nilai yang ditanamkan bahwa kebiasaan mempertahankan hubungan keluarga supaya selalu bersama-sama itu sangat penting. Lama-lama jadi kebudayaan. Kemudian juga perilakunya, diperkuat dengan cara-cara untuk mempertahankan agar bisa turun-menurun," paparnya.

Meutia menyampaikan bahwa dalam kondisi pandemi saat ini, peran ahli komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan iklan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya penularan virus corona

Ia menegaskan, terpenting masyarakat memahami tujuan pelaksanaan protokol kesehatan. Bukan sekadar mengetahui tapi tidak dilaksanakan. 

"Sampai seberapa kuat kita menyampaikan ke masyarakat, ini hal yang penting dan ini ditunjukan dengan data," ujarnya.

Baca Juga: Waduh, Penggunaan Pil KB Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI