Survei UNICEF: 66 Persen Anak Indonesia Merasa Tak Nyaman di Rumah Aja

Senin, 03 Agustus 2020 | 16:00 WIB
Survei UNICEF: 66 Persen Anak Indonesia Merasa Tak Nyaman di Rumah Aja
Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan kehidupan normal baru, tak terkecuali anak-anak.

Mereka masih diharuskan untuk bersekolah dengan segala keterbatasan seperti sekolah jarak jauh atau sekolah di rumah.

Terkait hal tersebut, survei UNICEF pada bulan Juni 2020 menunjukkan sebesar 66 persen dari 60 juta anak Indonesia mengaku tidak nyaman menjalani kegiatan tersebut.

“Anak-anak adalah makhluk yang bebas dan suka bermain. Saat 'ditawan' dan harus tinggal di rumah dan bersekolah di rumah dalam waktu lama, maka akan mudah menjadi bosan,” jelas Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia, Rahmi Adi Putra Tahir dalam siaran pers yang suara.com terima.

Hal senada juga diungkap oleh psikolog Nelly Hursepuny di Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa anak-anak memiliki dunia sendiri dan sangat suka bermain dengan teman-temannya. 

Saat harus tinggal di rumah saja, kata dia, bukan hanya anak tidak bisa bermain dengan bebas, namun keterbatasan tempat bermain di rumah juga menambah masalah.

Di sisi lain, orangtua juga berhadapan dengan situasi tidak menentu akibat pandemi. 

Apalagi, bagi orangtua pasien kanker anak. Bagaimanapun, anak yang memiliki kanker harus rutin berobat ke rumah sakit. 

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Afrika Selatan Kewalahan, Kurang Dokter dan Perawat

"Baik anak dan orangtua bisa mengalami kecemasan. Covid-19 adalah penyakit baru, pemberitaan terus menerus tentang pandemi semakin menambah rasa cemas,” jelas Nelly.

Anak dengan kanker yang merasa cemas dan stres, akan semakin menurun daya tahan tubuhnya. Menurut Nelly, penurunan daya tahan tubuh ini harus dihindari. 

“Untuk mengurangi kecemasan, sebaiknya orangtua pada anak penderita kanker tetap berkonsultasi secara rutin dengan dokter, tentang kondisi si anak. Apakah perlu isolasi total, atau seberapa aman membawa anak pasien kanker pergi ke rumah sakit,” jelas Nelly.

Anak yang baru menjalani kemoterapi, memiliki daya tahan tubuh lemah sehingga perlu ektsra penjagaan dari penularan dari berbagai penyakit, termasuk Covid-19.

Caranya, tambah Nelly, dengan memantau asupan gizi dan minum dan obat yang perlu dikonsumsi agar daya tahan kuat.

Lebih lanjut Nelly menjelaskan, bahwa orang tua harus bisa mengubah perilaku atau menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Agar anak betah di rumah, ciptakan suasana yang nyaman dan aman. Bermula dari orangtua yang harus terlibat dalam proses belajar anak. 

“Yang terjadi adalah anak kadang dilepaskan sendiri atau diasuh pengasuh. Padahal orangtua harus bisa memberikan perhatian dan kasih sayang dengan mendampingi dan mendengarkan mereka bercerita. Jangan menjadikan anak beban sehingga orangtua menjadi stress dan anak semakin tidak nyaman,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI