Suara.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan kehidupan normal baru, tak terkecuali anak-anak.
Mereka masih diharuskan untuk bersekolah dengan segala keterbatasan seperti sekolah jarak jauh atau sekolah di rumah.
Terkait hal tersebut, survei UNICEF pada bulan Juni 2020 menunjukkan sebesar 66 persen dari 60 juta anak Indonesia mengaku tidak nyaman menjalani kegiatan tersebut.
“Anak-anak adalah makhluk yang bebas dan suka bermain. Saat 'ditawan' dan harus tinggal di rumah dan bersekolah di rumah dalam waktu lama, maka akan mudah menjadi bosan,” jelas Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia, Rahmi Adi Putra Tahir dalam siaran pers yang suara.com terima.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Afrika Selatan Kewalahan, Kurang Dokter dan Perawat
Hal senada juga diungkap oleh psikolog Nelly Hursepuny di Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak memiliki dunia sendiri dan sangat suka bermain dengan teman-temannya.
Saat harus tinggal di rumah saja, kata dia, bukan hanya anak tidak bisa bermain dengan bebas, namun keterbatasan tempat bermain di rumah juga menambah masalah.
Di sisi lain, orangtua juga berhadapan dengan situasi tidak menentu akibat pandemi.
Apalagi, bagi orangtua pasien kanker anak. Bagaimanapun, anak yang memiliki kanker harus rutin berobat ke rumah sakit.
Baca Juga: WHO: Dampak Pandemi Covid-19 Bisa Dirasakan Beberapa Dekade Mendatang
"Baik anak dan orangtua bisa mengalami kecemasan. Covid-19 adalah penyakit baru, pemberitaan terus menerus tentang pandemi semakin menambah rasa cemas,” jelas Nelly.