Suara.com - Setiap sel dalam tubuh memiliki waktu sendiri selama 24 jam. Penelitian baru dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania setiap jam itu berinteraksi antara satu dan lainnya yang memainkan peran penting dalam kesehatan metabolisme seseorang.
Penelitian itu melaporkan bahwa pekerja shift lebih berisiko mengalami obesitas dan diabetes yang tinggi ketika jam internal mereka tidak saling berkoordinasi serta waktu makan tidak teratur.
Namun, masih ada sedikit informasi mengenai interaksi antara jam internal dan jadwal makan. Selain itu, dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Kini, sebuah studi baru di Science, tim peneliti yang dipimpin oleh Mitchell Lazar, Willard Rhoda Ware, Profesor bidang Diabetes dan Penyakit Metabolik serta direktur Institut Penn untuk Diabetes, Obesitas dan Metabolisme mencoba menyoroti hal tersebut.
Baca Juga: Ilmuwan Hong Kong Ungkap Virus Corona Covid-19 Dibuat di Laboratorium China
"Jam internal di otak menyinkronkan jam di jaringan perifer dan ketidakselarasan sistem yang berkaitan dengan disfungsi metabolisme," kata Lazar, penulis senior tersebut yang dilansir dari Medical Xpress.
Tetapi, mereka masih belum mengetahui bagaimana lingkungan dan faktor genetik mengontrol jam di jaringan perifer dan adanya perbedaan komunikasi di antara jam dalam setiap tipe sel.
Tim Lazar, dipimpin oleh rekan pascadoktoralnya Dongyin Guan, Ph.D., melibatkan tikus sebagai model baru untuk mengganggu jam internal hepatosit, tipe sel utama di hati yang merupakan pusat metabolisme tubuh.
Akibat gangguan ini, para peneliti mengamati akumulasi trigliserida dalam darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes dan stroke. Hasil ini menunjukkan pentingnya jam internal dalam jaringan perifer hati untuk mempertahankan homeostasis metabolik.
Anehnya, metabolisme jenis sel lain di hati juga diprogram ulang ketika jam internal hepatosit terganggu.
Baca Juga: Perlukah Tes Virus Corona saat Merasa Tidak Enak Badan? Ini Saran Ahli!
Meskipun siklus siang atau makan memengaruhi ritme perilak, tapi ada bukti baru muncul bahwa konsumsi makanan juga termasuk faktor penting dalam sinkronisasi jam periferal.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan makan yang dibatasi waktu bisa bermanfaat bagi metabolisme dan banyak pelaku diet telah mencoba menurunkan berat badannya.
Tim Lazar mengamati bahwa waktu makan dan integritas jam internal di hati bisa mengubah sistem metabolisme. Secara khusus, mereka menunjukkan bahwa hampir separuh gen ritmik diatur oleh jam internal.
Lazar berharap bahwa pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana makanan memengaruhi ritme internal tubuh bisa mengarah pada jadwal diet yang dioptimalkan.
Sehingga langkah pencegahan penting bagi pekerja shift serta strategi potensial untuk pasien dengan gangguan metabolisme, seperti obesitas dan diabetes.