Suara.com - Mempertahankan berat badan ideal tidaklah mudah. Bahkan beberapa orang yang sudah mengontrol makan tetap saja bertambah berat badannya.
Tapi ada loh beberapa orang yang sangat tidak mudah gemu. Bahkan meskipun ia mengonsumsi makanan sebanyak mungkin, ia tetap saja kurus dan tidak ada perubahan pada tubuhnya.
Penasaran nggak sih kenapa itu bisa terjadi, benarkah karena cacingan yang selama ini ramai digembar-gemborkan?
Mengutip Live Science, Sabtu (1/8/2020) Profesor Ilmu Gizi dan Makanan University of Rhode Island Kathleen Melanson mengatakan tidak ada penyebab pasti tentang fenomena ini.
Baca Juga: Liburan Bareng Harry Styles, Tubuh Kurus Adele Bikin Kaget Warganet
"Ada faktor genetik, nutrisi, dan bahkan perilaku yang terlibat, dan sejauh mana masing-masing faktor itu berperan dalam setiap individu sangat bervariasi," ujar Melanson.
Hanya Permainan Persepsi
Telepas dari semua faktor itu, kata dia bisa jadi hal ini sangat berhubungan dengan persepsi. Banyak orang memang terlihat seperti banyak makan dan berat badan tidak bertambah, padahal sebenarnya mereka tidak makan lebih banyak dari orang kebanyakan.
Misalnya saat seorang yang kurus setiap hari makan es krim, tapi di sisi lain makannya seimbang karena mengonsumsi sedikit makanan lain sebagai sumber kalori. Atau bisa jadi setelahnya mereka hanya sedikit makan camilan.
Bisa juga saat orang tersebut makan pizza tapi ia makan dengan perlahan, lalu akhirnya ia mudah kenyang dan berhenti makan.
Baca Juga: Balas Dendam, Wanita Ini Diet Ketat lalu Ceraikan Suaminya setelah Kurus
"Jika Anda mengukur kalori orang-orang ini, mereka mungkin tidak makan sebanyak yang Anda pikirkan," kata Dr. Frank Greenway, Kepala Petugas Medis Pennington Biomedical Research Center.
"Mereka hanya makan makanan padat kalori ketika mereka makan, hal-hal yang mungkin sulit dilakukan orang lain," sambung Dr. Frank.
Tanpa Sengaja Aktif Olahraga
Tidak hanya itu aktivitas fisik juga membuat perbedaan berat badan menjadi jelas. Beberapa orang banyak bergerak dan melakukan aktivitas olahraga padahal mereka bukanlah atlet.
Misalnya saat orang tersebut gelisah, lalu ia mondar-mandir, tipe pekerjaannya yang aktif, seperti sepanjang hari harus berjibaku dengan anak-anak dan mengejar mereka.
Bahkan beberapa penelitian mengungkap ada beberapa orang yang secara genetik cenderung selalu ingin menggerakkan tubuh mereka. Gerakan ekstra itulah yang membuat mereka mampu meningkatkan metabolisme tubuhnya, lalu energinya banyak terbakar.
Dalam tubuh manusia ada yang dinamakan mitokondria, ini adalah sejenis hormon yang merangsang orang untuk bergerak. Ibarat pembangkit listrik yang menciptakan energi untuk beraktivitas.
Lalu Melason menyebut semakin banyak mitokondria, berarti semakin banyak kalori yang terbakar. Ini karena hanya sedikit bukti yang menunjukkan seseorang bisa membakar lebih banyak kalori tanpa berolahraga. Tapi jika penelitian tentang genetik yang merangsang orang untuk bergerak itu cukup banyak.