Makan Banyak Tapi Tetap Kurus, Bisa Jadi Ini Sebabnya

Minggu, 02 Agustus 2020 | 13:10 WIB
Makan Banyak Tapi Tetap Kurus, Bisa Jadi Ini Sebabnya
Ilustrasi makan banyak tetap kurus. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mempertahankan berat badan ideal tidaklah mudah. Bahkan beberapa orang yang sudah mengontrol makan tetap saja bertambah berat badannya.

Tapi ada loh beberapa orang yang sangat tidak mudah gemu. Bahkan meskipun ia mengonsumsi makanan sebanyak mungkin, ia tetap saja kurus dan tidak ada perubahan pada tubuhnya.

Penasaran nggak sih kenapa itu bisa terjadi, benarkah karena cacingan yang selama ini ramai digembar-gemborkan?

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi makan banyak tetap kurus. (Shutterstock)

Mengutip Live Science, Sabtu (1/8/2020) Profesor Ilmu Gizi dan Makanan University of Rhode Island Kathleen Melanson mengatakan tidak ada penyebab pasti tentang fenomena ini.

Baca Juga: Liburan Bareng Harry Styles, Tubuh Kurus Adele Bikin Kaget Warganet

"Ada faktor genetik, nutrisi, dan bahkan perilaku yang terlibat, dan sejauh mana masing-masing faktor itu berperan dalam setiap individu sangat bervariasi," ujar Melanson.

Hanya Permainan Persepsi

Telepas dari semua faktor itu, kata dia bisa jadi hal ini sangat berhubungan dengan persepsi. Banyak orang memang terlihat seperti banyak makan dan berat badan tidak bertambah, padahal sebenarnya mereka tidak makan lebih banyak dari orang kebanyakan.

Misalnya saat seorang yang kurus setiap hari makan es krim, tapi di sisi lain makannya seimbang karena mengonsumsi sedikit makanan lain sebagai sumber kalori. Atau bisa jadi setelahnya mereka hanya sedikit makan camilan.

Bisa juga saat orang tersebut makan pizza tapi ia makan dengan perlahan, lalu akhirnya ia mudah kenyang dan berhenti makan.

Baca Juga: Balas Dendam, Wanita Ini Diet Ketat lalu Ceraikan Suaminya setelah Kurus

"Jika Anda mengukur kalori orang-orang ini, mereka mungkin tidak makan sebanyak yang Anda pikirkan," kata Dr. Frank Greenway, Kepala Petugas Medis Pennington Biomedical Research Center.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI