Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah meyakinkan para ibu yang terinfeksi Covid-19 untuk tetap menyusui saat pandemi Covid-19, karena diyakini manfaat menyusui jauh lebih besar daripada risiko potensial untuk penularan Covid-19.
Lalu, bagaimana protokol kesehatan untuk menyusui saat pandemi Covid-19?
"Tidak perlu mencuci payudara, tetapi dari segi kebersihan diri ibunya dan sekitarnya (perlu diperhatikan)," ujar dokter Siti Rosidah yang berpraktek di RSUD Koja, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, seperti dilansir dari Antara.
Tetapi, jika ibu positif Covid-19 batuk atau bersin, dan mengenai payudara atau dadanya, dia perlu mencuci payudaranya menggunakan sabun dan air hangat selama 20 detik sebelum menyusui, demikian saran yang dikeluarkan WHO.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Dengan TB Menyusui Anak? Ini Kata Ahli
Ibu tidak perlu selalu mencuci payudara setiap sebelum memberi bayi mereka ASI.
Walau saat ini belum ada data yang bisa menyimpulkan transmisi vertikal Covid-19 melalui menyusui, namun diyakini risiko infeksi Covid-19 pada bayi cukup rendah. Kalaupun mengalami infeksi, biasanya ringan atau tanpa gejala. Sementara, konsekuensi dari tidak menyusui dan pemisahan antara ibu dan anak bisa sangat signifikan dampaknya.
Itu sebabnya, para pakar kesehatan, termasuk Siti, merekomendasikan para ibu untuk mulai atau terus menyusui bayinya saat pandemi Covid-19.
"Sebenarnya pemberian ASI pada kondisi pandemi Covid-19 tetap wajib diberikan pada bayi 0 hari sampai dengan kurang dari satu tahun, karena kandungan gizi pada ASI itu terdapat antibodi dan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi," kata Siti.
Dan jangan lupa untuk tetap mempraktikkan kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbasis alkohol sebelum menyentuh bayi.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Cara Agar ASI Ibu Tidak Menularkan Virus Corona
Kemudian, gunakan masker saat menyusui. Pada ibu yang positif Covid-19, disarankan mengenakan masker medis, dan jangan lupa menggantinya segera saat masker lembap, serta tidak menyentuh bagian depan masker. Sementara untuk masker kain, hingga saat ini belum dievaluasi efektivitasnya.