Suara.com - Seiring semakin genjarnya kampanye pengurangan makanan manis yang bisa memicu penyakit kronik seperti diabetes, semakin banyak orang mencari alternatif pemanis pengganti gula pasir.
Salah satunya adalah madu, yang disebut-sebut tidak memiliki kandungan glukosa seperti gula pasir maupun gula merah.
Hal ini dibenarkan ahli nutrisi dr. Dian N. Nadihardjono, M.Sc, yang mengatakan jika glukosa pada madu seperti yang ada pada buah-buahan, yaitu glukosa monosakarida yang terikat.
"Madu sama seperti buah-buahan yang mengandung pemanis alami, dia dibentuk dari gula atau glukosa yang monosakarida, seperti gula alami," ujar dr. Dian dalam IG LIVE AIMI Jabar, Sabtu (1/8/2020).
Baca Juga: Jaga Daya Tahan Tubuh dengan Kombinasi Kurma, Jinten Hitam dan Madu
Monosakarida adalah glukosa atau gula yang mudah dicerna oleh tubuh. Sedangkan disakarida adalah glukosa monosakarida yang diikat, sehingga tubuh membutuhkan kerja ekstra untuk menyerapnya. Kandungan glukosa pada madu masuk pada golongan disakarida.
Karena tidak mudah dicerna tubuh, makanya tidak mudah menaikkan kadar gula darah, sehingga bisa membantu para penderita diabetes. Tapi tetap saja, menurut dr. Dian mengonsumsi madu juga ada takarannya.
"Buah-buahan yang dikenal manis karena dia tinggi fruktosa, madu pun kandungan gulanya ada perhitungannya juga," terangnya.
Madu biasanya ditambahkan ke dalam makanan maupun minuman. Namun, ada juga orang yang punya kebiasaan mengonsumsi 1 sendok madu per hari sebagai kebutuhan suplemen atau vitamin.
Tapi yang menjadi sorotan, makanan dan minuman yang mendamping madu sendiri. Jangan sampai madunya sudah sehat, tapi abai pada jenis makanan dan minuman pendamping.
Baca Juga: Kaya Antioksidan, Ini 10 Manfaat Madu untuk Kesehatan