Walau Belum Terinfeksi, Orang Bisa Memiliki Sistem Kekebalan Covid-19

Jum'at, 31 Juli 2020 | 16:17 WIB
Walau Belum Terinfeksi, Orang Bisa Memiliki Sistem Kekebalan Covid-19
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan, sistem kekebalan tubuh pada beberapa orang yang belum terinfeksi virus corona bisa memiliki 'keakraban' dengan virus penyebab Covid-19 tersebut.

Menurut studi, kemungkinan hal ini membantu mengurangi keparahan penyakit jika orang yang mengembangkan virus corona tersebut terkena Covid-19.

Penelitian yang terbit dalam jurnal Nature pada Rabu (29/7/2020) menemukan bahwa di antara 68 sampel orang dewasa sehat di Jerman yang belum terpapar virus corona, 35 persennya memiliki sel T dalam darah mereka yang reaktif terhadap virus corona.

Sel T adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan membantu melindungi tubuh dari infeksi.

Baca Juga: Kasus Pertama di Dunia, Anjing Terinfeksi Virus Corona Dilaporkan Mati

Reaktivitas sel T menunjukkan sistem kekebalan mungkin pernah melawan infeksi yang sama sebelumnya dan akan menggunakan memori itu untuk membantu melawan infeksi baru.

Sel T, sistem kekebalan tubuh (Pixabay)
Sel T, sistem kekebalan tubuh (Pixabay)

Jadi bagaimana sistem kekebalan mereka memiliki sel T reaktif jika mereka tidak pernah memiliki Covid-19?

"Sistem kekebalan itu mungkin didapat pada infeksi virus corona endemik sebelumnya," kata para peneliti, yang terdiri dari berbagai institusi dari Jerman dan Inggris.

Menggunakan memori sel T dari infeksi lain untuk merespons infeksi baru disebut 'reaktivitas silang'.

Dr. Amesh Adalja, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini mengatakan ia tidak terkejut dengan hasil studi ini.

Baca Juga: Usai Suami, Kini Giliran Istri Presiden Brasil Positif Corona

"SARS-CoV-2 adalah virus corona yang menginfeksi manusia ketujuh yang telah ditemukan, dan keempatnya bertanggung jawab atas 25 persen dari kasus biasa," kata Adalja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI