6 Perilaku Ibu Hamil yang Berisiko Melahirkan Anak Stunting

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2020 | 15:48 WIB
6 Perilaku Ibu Hamil yang Berisiko Melahirkan Anak Stunting
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada beberapa perilaku yang dapat menyebabkan seorang ibu hamil melahirkan anak stunting.

Hal tersebut dipaparkan pakar dan ahli nutrisi, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dalam acara diskusi daring bersama Tanoto Foundation terkait stunting beberapa waktu lalu.

"Stunting adalah kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis secara akumulatif. Bukanlah kasus akut, melainkan keadaan yang terjadi sedikit demi sedikit, secara akumulatif," kata Rita.

Stunting, kata Rita, adalah gagal tumbuh dan gagal kembang. Anak pendek belum tentu stunting, tapi dapat menjadi salah satu indikator stunting.

Baca Juga: Hari Anak Nasional, 28 dari 100 Bocah di Indonesia Masih Alami Stunting

"Stunting bukan melulu soal tinggi badan yang tidak tercapai. Lebih jauh lagi, kondisi ini akan menentukan kualitas-kualitas anak di kemudian hari," lanjut Rita.

Lalu, perilaku apa saja yang bisa membuat ibu berisiko melahirkan anak stunting? Berikut paparan Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes.

Pertama, ibu hamil tidak memahami stunting dan tidak meyakini bahwa stunting bisa terjadi ketika hamil.

Dengan begitu ibu dan orang sekitar ibu tidak melakukan pengaturan gizi. Pada akhirnya, ibu dan keluarga tidak melakukan upaya pencegahan stunting.

Ia memaparkan, stunting berkembang selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Baca Juga: Program Cegah Stunting Berbasis Keluarga di Wonosobo, Seperti Apa?

Kondisi pada ibu hamil akan ikut memengaruhi kondisi ibu saat melahirkan nanti, yang akan memengaruhi kondisi bayi usia 0-6 bulan, 7-11 bulan, lalu 12-24 bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI