Suara.com - Sekolah daring saat pandemi membuat orangtua harus lebih tegas tentang batasan waktu layar alias screen time anak saat menggunakan gadget.
Menurut dr Ahmad Suryawan, SpA, orangtua tetap perlu mengontrol anak agar paparan layar tidak terlalu lama, demi kesehatan dan tumbuh kembangnya.
"Pastikan penggunaan media atau screen time tidak jadi kebiasaan sebelum mengerjakan pekerjaan sekolah," kata dia dilansir ANTARA.
Anak usia dua hingga enam tahun (prasekolah) diperbolehkan menonton secara digital, namun durasinya maksimal 60 menit per hari.
Baca Juga: Bagaimana Cara Orangtua di Jepang Mengajarkan Disiplin pada Anak?
Untuk anak usia 6-12 tahun yang duduk di bangku sekolah dasar, screen time sebaiknya tidak lebih dari 90 menit.
Ahmad menyarankan orangtua agar berdiskusi dengan pihak sekolah sehingga pembelajaran jarak jauh secara daring tidak melebihi 90 menit sehari.
Ia menyarankan orangtua memastikan alokasi waktu anak untuk tidur, beraktivitas secara aktif yang melibatkan gerak fisik dan kegiatan harian penting lain tidak terkikis oleh penggunaan media.
Pada usia ini, durasi tidur anak yang ideal adalah 9-11 jam.
Untuk anak usia sekolah menengah, yakni 12-18 tahun, screen time disarankan tidak lebih dari dua jam. Anak yang lebih besar sudah memahami konsep keseimbangan waktu, jadi orangtua bisa membantu mereka mengelola jadwal penggunaan media setiap hari.
Baca Juga: Lagi, Anji Disentil Warganet Gara-gara Kritik Sekolah Daring
Menurut Ahmad, durasi screen time yang berlebihan pada anak usia dini bisa menimbulkan gangguan perkembangan, gangguan bicara-bahasa, gangguan perilaku dan sosial serta emosi juga gangguan kecerdasan.
Interaksi antara orangtua dan anak juga dapat berkurang.
Untuk bisa mengurangi waktu anak terpapar gawai, orangtua juga perlu mawas diri. Jika ingin perilaku anak berubah, orangtua pun harus mengurangi durasi berkutat di hadapan layar gawai.
Ahmad mengingatkan orangtua untuk bisa mengenali gejala stres pada anak selama masa pandemi.
Waspadalah bila ada perubahan perilaku dan emosi yang tidak stabil. Anak yang cemas berlebihan, tampak murung dan menarik diri dari lingkungan bisa jadi tanda buah hati merasa tertekan.