Obat dapat diresepkan selama 12 ingga 18 bulan untuk memastikan kondisinya tidak kembali. Dalam beberapa kasus mungkin diresepkan lebih lama.
2. Terapi yodium radioaktif
Pengobatan ini masih populer karena non-invasif dan sangat efektif.
Ketika minum obat, yodium radioaktif segera menumpuk di kelenjar tiroid dan secara perlahan menghancurkan sel-sel tiroid yang terlalu aktif.
Baca Juga: Terungkap, Jessica Iskandar Ternyata Idap Penyakit Autoimun
Hasilnya, ukuran kelenjar tiroid menjadi berkurang dan lebih sedikit hormon tiroid yang diproduksi.
3. Penghambat beta atau beta blocker
Meski umumnya pengobatan ini diresepkan untuk penderita jantung dan hipertensi, penghambat beta dapat mengurangi gejala penyakit graves.
Pengobatan ini bekerja dengan menghalangi efek adrenalin dan senyawa yang serupa lainnya.
Penderita penyakit graves mungkin lebih sensitif terhadap adrenalin, yang dapat menyebabkan gejala seperti berkeringat, gemetaran, peningkatan denyut jantung, dan kecemasan. Penghambat beta membantu meringankan gejala-gejala ini, tetapi tidak mengatasi penyakit graves itu sendiri.
Baca Juga: Penyandang Autoimun di Tengah Aksi Borong Klorokuin saat Covid-19
Penghambat beta sering digunakan bersamaan dengan perawatan lain, artinya ada risiko efek samping yang dapat terjadi karena obat berbeda berinteraksi.