Suara.com - Orangtua tak jarang kesulitan memahami karakteristik anaknya sendiri. Akibatnya, salah paham seringkali sulit dihindari.
Padahal menurut psikolog keluarga Ajeng Raviando, perlu adanya komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak. Untuk mencapai hal tersebut, orangtua perlu memahami karakter kepribadian anak.
"Sebenarnya ada empat karakter utama pada setiap orang. Tapi kepribadian ini akan berkembang seiring dengan pertumbuhan usia," kata Ajeng dalam webinar yang dilaksanakan Frisian Flag, ditulis Kamis (30/7/2020).
Ajeng mengatakan, dengan memahami karakter anak juga bisa membantu orangtua menentukan metode yang tepat untuk membantu anak belajar di rumah.
Baca Juga: TikTok Mulai Merebak, Awasi Anak-Anak dari Penggunaannya Moms!
Ia memaparkan bahwa kepribadian secara umum manusia terbagi menjadi sanguinis, korelis, melankolis, dan plegmatis.
Tipe sanguinis, kata Ajeng, umumnya senang berbicara dan bercerita. Anak sanguinis cenderung memiliki sifat ramah dan ceria juga mengikuti informasi apa pun yang sedang hits.
Orangtua disarankan bisa mengimbanginya dengan cara mencari tahu sesuatu yang tengah digemari anak. Agar memiliki bahan pembicaraan yang selaras dan anak merasa orangtua memahaminya.
"Tapi kita harus kasih tahu anak harus berpikir dulu sebelum bicara. Karena saking menggebu-gebu jadi banyak yang diomongin. Ajarkan pola pembicaraan harus lebih sistematis. Jangan kebanyakan bicara tapi intinya gak tahu," jelas Ajeng.
Sementara tipe korelis memiliki sikap berani bicara dan mengungkapkan segala yang diinginkan dan dirasakan tanpa basa-basi.
Baca Juga: Tes Kepribadian MBTI Dinilai Kurang Valid, Psikolog Sebut Ada Manfaatnya
Sehingga seringkali disebut memiliki bakat sebagai pemimpin. Meski begitu, menurut Ajeng, anak korelis cenderung suka memberi perintah dan agak kaku serta hanya ingin didengarkan sendiri.