Hasil Studi: Alzheimer Bisa Dideteksi Melalui Tes Darah

Kamis, 30 Juli 2020 | 05:24 WIB
Hasil Studi: Alzheimer Bisa Dideteksi Melalui Tes Darah
Ilustrasi Alzheimer. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit Alzheimer yang belum bergejala ternyata bisa dideteksi melalui tes darah. Pemeriksaan itu untuk mencari sejumlah kecil protein yang meningkat pada orang dengan potensi Alzheimer

Penelitian yang dilakukan di AS dan Swedia menemukan bahwa dengan mengukur protein p-tau217 dapat memprediksi demensia Alzheimer dengan akurasi 96 persen.

Para ahli mengatakan bahwa dengan lebih banyak penelitian serupa, bisa lebih dikembangkan menjadi tes agar bisa direkomendasikan dokter kepada pasien.

Saat ini, didiagnosis Alzheimer menggunakan kombinasi tes memori dan pemindaian otak begitu gejala sudah muncul.

Baca Juga: Pasutri Pao dan Hadikin, Mendaki Everest Demi Edukasi Alzheimer

Sebenarnya usulan tes darah demensia bukanlah hal baru. Tetapi dua studi terbaru ini memberikan indikasi paling jelas bahwa protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer dapat digunakan untuk mendiagnosis orang pada tahap yang jauh lebih awal.

Diagnosis dini penting karena dapat membantu pasien agar berpeluang lebih besar untuk mendapatkan pengobatan.

Dr. Rosa Sancho, kepala penelitian di Alzheimer's Research UK, menjelaskan bahwa uji klinis sebelumnya terhadap obat-obatan telah gagal karena pasien yang terdaftar di dalamnya sudah dalam kondisi parah dan pada saat itu sudah terlambat.

"Sudah ada terlalu banyak penumpukan protein yang merusak di otak mereka," kata Sancho dikuti dari BBC.

Alzheimer merusak memori dan kemampuan kognitif lainnya dengan menghancurkan koneksi antara sel-sel saraf di otak. Protein menumpuk di otak dan menyebabkan sel-sel di dalamnya mati.

Baca Juga: Johny Indo Berhenti Ceramah Karena Alzheimer? Kenali Gejalanya

"Untuk memastikan apakah obat dapat mencegahnya, orang perlu diidentifikasi sebelum mereka mengalami terlalu banyak kerusakan pada otak mereka," kata Dr Sancho.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI