PBB: Dampak Pandemi Covid-19, 10 Ribu Anak Meninggal per Bulan

Rabu, 29 Juli 2020 | 17:15 WIB
PBB: Dampak Pandemi Covid-19, 10 Ribu Anak Meninggal per Bulan
ilustrasi anak-anak malnutrisi dan gizi buruk karena kelaparan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona dan adanya pembatasan mendorong jutaan orang di seluruh dunia berada di ambang kelaparan.

Berdasarkan data dari UNICEF, kelaparan terkait pandemi virus corona menyebabkan kematian 10.000 anak per bulan, 50 persen di antaranya berada di Afrika Sub-Sahara.

Ditambah, sebanyak 550.000 anak per bulan mengalami 'wasting', istilah yang digunakan PBB untuk menjelaskan kekurangan gizi yang menyebabkan tungkai kurus dan perut buncit.

Dampak buruk jangka panjang dari malnutrisi massal dapat menyebabkan generasi yang cacat fisik dan mental.

Baca Juga: Tayangan Hiburan dan Edukatif untuk Anak di Masa Pandemi

"Tanpa tindakan segera, jumlah anak-anak global yang menderita wasting dapat mencapai hampir 54 juta sepanjang tahun ini," kata UNICEF dalam siaran pers Senin (27/7/2020).

Ilustrasi malnutrisi (Shutterstock)
Ilustrasi malnutrisi (Shutterstock)

Menurut mereka, kondisi ini akan menyebabkan angka wasting global meningkat ke tingkat yang tidak terlihat.

Desa-desa di daerah pedesaan menghadapi peningkatan tantangan dalam mendapatkan akses layanan kesehatan dan penyediaan selama krisis.

Selain itu, penjualan makanan telah menurun, memberikan tambahan bagi petani yang tidak bisa memasarkan hasil panen mereka.

"Sudah tujuh bulan sejak kasus virus corona pertama dilaporkan dan semakin jelas bahwa pandemi menyebabkan lebih banyak dampak kerugian pada anak-anak daripada penyakit (Covid-19) itu sendiri," ujar Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dilansir Fox News.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Meningkatkan Risiko Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan

"Tingkat kemiskinan dan kerawanan pangan di rumah tangga telah meningkat," tambahnya.

Burkina Faso di Afrika Barat sudah berjuang dengan kerawanan pangan bahkan sebelum pandemi terjadi.

Sekarang, satu dari lima anak kekurangan gizi kronis dan 12 juta dari 20 juta warga negara itu tidak mendapatkan cukup makanan.

"Layanan nutrisi penting dan rantai pasokan makanan telah terganggu. Harga makanan melonjak. Akibatnya, kualitas nutrisi anak telah menurun dan tingkat kekurangan gizi akan meningkat," jelas Fore.

Sebuah laporan oleh The Lancet pada Senin memperkirakan peningkatan kekurangan gizi anak bersamaan dengan penurunan layanan kesehatan yang disebabkan pandemi diproyeksikan 128.605 kematian tambahan dapat terjadi pada anak usia lima tahun ke bawa pada tahun mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI