Peneliti Harvard Ungkap Sebab Pasien Covid-19 Kehilangan Indera Penciuman

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 29 Juli 2020 | 10:31 WIB
Peneliti Harvard Ungkap Sebab Pasien Covid-19 Kehilangan Indera Penciuman
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu dari banyak misteri Covid-19 akhirnya terungkap. Para peneliti di Harvard Medical School mengatakan mereka telah menemukan mengapa beberapa orang yang terinfeksi virus corona kehilangan indera penciuman.

Gejala, yang disebut "anosmia" oleh dokter, adalah salah satu indikator awal dan paling umum dilaporkan dari virus.

Beberapa studi menunjukkan itu sebenarnya bisa menjadi cara yang lebih baik untuk memprediksi apakah memiliki penyakit, dibandingkan dengan gejala terkenal lainnya seperti demam dan batuk.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Tetapi, sampai sekarang, para ilmuwan telah dibuat bingung oleh bagaimana persisnya beberapa pasien kehilangan indera penciuman mereka.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Sebut 5 Wabah Lain yang Sedang Terjadi di Dunia

Para peneliti berusaha untuk lebih memahami bagaimana bau diubah pada pasien coronavirus dengan menentukan jenis sel yang paling rentan terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.

Melalui analisis mereka terhadap berbagai dataset, mereka menemukan bahwa itu menyerang sel-sel yang mendukung neuron sensorik penciuman, yang mendeteksi dan mengirimkan indera penciuman ke otak.

"Temuan kami menunjukkan bahwa virus corona mengubah indera penciuman pada pasien bukan dengan menginfeksi neuron secara langsung tetapi dengan mempengaruhi fungsi sel pendukung," kata Sandeep Robert Datta, seorang profesor neurobiologi di Harvard Medical School dan penulis bersama di atas kertas.

"Saya pikir itu kabar baik, karena begitu infeksi hilang, neuron penciuman tampaknya tidak perlu diganti atau dibangun kembali dari awal," kata Datta dalam sebuah pernyataan.

Namun, ia menambahkan, "kita membutuhkan lebih banyak data dan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme yang mendasari untuk mengkonfirmasi kesimpulan ini."

Baca Juga: LIPI: Vaksin Covid-19 Minimal Harus Miliki Efektivitas 50 Persen

Studi mereka diterbitkan pada hari Jumat di jurnal peer-review "Science Advances."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI