Hindari Komplikasi Covid-19, Inggris Kampanye Cegah Obesitas Nasional

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 28 Juli 2020 | 20:50 WIB
Hindari Komplikasi Covid-19, Inggris Kampanye Cegah Obesitas Nasional
Ilustrasi lelaki mengalami obesitas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kampanye unik dilakukan pemerintah Inggris untuk mengurangi risiko infeksi dan komplikasi virus Corona Covid-19.

Dilansir Anadolu Agency, pemerintah Inggris mengumumkan rencananya melakukan kampanye cegah obesitas nasional untuk mengatasi melindungi populasi dari infeksi Covid-19.

Melalui televisi dan iklan online, kampanye itu melarang konsumsi makanan tinggi lemak, gula dan garam sebelum jam 9.00 malam untuk mengurangi paparan terhadap anak-anak.

Kampanye juga menghentikan program "beli satu gratis satu" pada makanan yang tidak sehat dan melarangnya ditempatkan di dekat kasir dan pintu masuk toko.

Baca Juga: Keturunan HB II Minta Inggris Pulangkan Jarahan, Ini Kata Pemerhati Sejarah

"Kalori harus ditampilkan pada menu untuk membantu orang membuat pilihan yang lebih sehat saat makan di luar - sementara minuman beralkohol harus menunjukkan daftar 'kalori cair' yang tersembunyi," kata pernyataan pemerintah.

Dalam sebuah video di Twitter, Perdana Menteri Boris Johnson mengakui bahwa dia terlalu gemuk ketika dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Sejak itu, berat badannya turun dan setiap pagi dia berjalan bersama anjingnya.

"Ketika saya masuk ICU, ketika saya benar-benar sakit, saya kelebihan berat badan. Saya memulai hari ini dengan berlari bersama anjing - lari yang cukup pelan tetapi sebenarnya menjadi semakin cepat saat saya semakin bugar," ujar dia.

Johnson juga menekankan bahwa menurunkan sedikit berat badan dan melindungi kesehatan juga akan melindungi NHS.

Baca Juga: Usai Man City vs Norwich, Ederson Raih Sarung Tangan Emas Liga Inggris

Inggris sering disebut sebagai "pria gemuk Eropa," dengan 63 persen populasi dewasa di Inggris kelebihan berat badan atau obesitas, dan sepertiga anak-anak putus sekolah dasar karena kelebihan berat badan atau obesitas.

Penyakit yang berhubungan dengan obesitas menelan biaya GBP6 miliar setahun. Semakin gemuk seseorang, semakin berisiko mereka terinfeksi Covid-19.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. [AFP]
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. [AFP]

Hampir 8 persen pasien Covid-19 yang sakit kritis di unit perawatan intensif mengalami obesitas, sementara populasi umum hanya 2,9 persen.

Melalui tulisan di harian Telegraph, Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan jika setiap orang yang kelebihan berat badan turun lima pon, NHS bisa menghemat lebih dari GBP100 juta selama lima tahun ke depan.

"Dan yang lebih penting, mengingat kaitan antara obesitas dan virus korona, menurunkan berat badan bisa menyelamatkan jiwa," tutur Hancock.

Dr Alison Tedstone, kepala ahli gizi di Kesehatan Masyarakat Inggris, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa alasan utama berat badan naik adalah karena apa yang orang makan dan minum, tetapi menjadi lebih aktif juga penting.

"Membuat pilihan yang lebih sehat lebih mudah dan adil bagi semua orang, dan memastikan dukungan yang tepat ada bagi mereka yang membutuhkannya, sangat penting dalam mengatasi obesitas," tambah dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI