Suara.com - Penyakit hepatitis disebut juga sebagai silent killer. Hal itu disebabkan karena infeksi virus hepatitis tidak menumbulkan gejala yang spesifik.
Lantaran tak bergejala, banyak orang tak menyadari memiliki virus hepatitis di dalam tubuhnya.
"Hepatitis kronis baik B atau C yang banyak justru tidak terdeteksi. Sembilan dari sepuluh orang tidak sadar kalau dia terkena hepatitis B maupun C. Dan 1 dari 4 pengidap akan meninggal akibat kanker hati. Sehingga kita katakan hepatitis ini silent killer," kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD - KGEH.FINASIM dalam webinar Kemenkes, Selasa (28/7/2020).
Irsan memaparkan, proses penyakit hepatitis dimulai dari hati yang sehat kemudian terinfeksi virus dan menjadi hepatitis akut. Setelah itu akan berkembang menjadi hepatitis kronik hingga menjadi sirosis hati.
Baca Juga: Gejala Hepatitis Tidak Spesifik, Sering Dianggap Sakit Maag Biasa
"Jadi kalau kita lihat sepertiga hepatitis kronik akan mengalami sirosis yaitu peradangan hati. Kemudian 10-15 persen akan menjadi kanker hati, 23 persen dalam lima tahun pengidap sirosis akan mengalami gagal hati. Jadi penurunan fungsi hati dan ujungnya adalah kematian," jelasnya.
Pengidap hepatitis baru akan mengalami gejala saat kondisi telah menjadi sirosis, lanjut Irsan. Gejala yang muncul umunya yaitu, gangguan kesadaran, mata kuning, gangguan jantung, gangguan pencernaan, metabolik, dan muntah darah.
Umumnya, orang didiagnosis hepatitis ketika kondisi hatinya telah mulai peradangan atau sirosis bahkan ada yang sudah menjadi kanker hati. Menurut Irsan, tak jarang gejala hepatitis justru tersamarkan dengan penyakit lain.
"Pasien kanker hati biasanya datang ke saya setelah sudah muter ke dua atau tiga dokter karena dinyatakan sebagai magh. Jadi gejalanya bisa tersamar karena sakit magh. Setelah sebulan, dua bulan tidak membaik kemudian didiagnosis ada kanker. Kemudian datang demgan muntah darah, tidak sadar, begitu dicek sirosis. Jadi memang pada tahap kronik tidak bergejala," paparnya.
Karena itu infeksi virus hepatitis bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, kata Irsan. Khusus hepatitis B bisa dicegah dengan pemberian vaksin sejak bayi baru lahir. Karena penularannya paling banyak terjadi dari ibu hamil yang diturunkan ke janinnya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 dan Kaitannya dengan Jumlah Pasien Hepatitis
Karena itu Irsan menyarankan agar ibu ham melakukan tes hepatitis B agar jika positif infeksi virus, bisa dicegah sejak awal. Sedangkan hepatitis C, menurut Irsan paling banyak tertukar akibat penggunaan narkotika jarum suntik secara bersamaan.