Suara.com - Virus corona bisa menyebabkan kerusakan yang sama dengan serangan jantung. Kondisi tersebut bahkan menyerang lebih dari 75 persen pasien.
Dua studi dari Jerman menunjukkan, bahwa virus corona memengaruhi berbagai organ yang sama dengan kerusakan akibat serangan jantung.
Melansir dari The Sun, penelitian pertama dilakukan oleh oleh tim dari Rumah Sakit Universitas Frankfurt, Jerman. Studi ini diterbitkan dalam jurnal JAMA.
Pada studi pertama ini, para peneliti mengamati pemindaian MRI terhadap 100 orang yang telah dikonfirmasi terinfeksi virus corona antara April hingga Juni.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Kembali Tegaskan Pandemi Corona Bukan Konspirasi
Melalui analisis MRI, penelitian menunjukkan bahwa 78 dari 100 orang memiliki tanda-tanda kerusakan jantung. Sementara 76 persen memiliki kadar protein troponin tinggi yang dilepaskan ke aliran darah. Peningkatan kadar protein troponin ini biasanya terjadu akibat serangan jantung.
Analisis pada studi pertama juga menunjukkan bahwa 60 orang memiliki tanda-tanda peradangan jantung.
Sementara itu, studi kedua dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Jantung dan Pusat Vaskular di Hamburg, Jerman. Studi ini memeriksa jaringan jantung dari 39 orang yang meninggal akibat Covid-19.
Sebagian besar pasien dalam penelitian memiliki tanda-tanda kerusakan jantung akibat virus corona. Tapi peneliti tidak menemukan infeksi jantung parah.
Meskipun begitu, para peneliti menyetakan bahwa 16 pasien memiliki konsentrasi virus yang tinggi pada jantung dan bereplikasi dalam jaringan sampai pasien meninggal.
Baca Juga: Anggota Dewan Terpapar Covid-19, Gedung DPRD Jakarta Akan Ditutup Besok
Para ahli mengatakan belum jelas berapa lama kerusakan pada jantung akan tetap bertahan pada pasien. Namun, penelitian ini bisa menjelaskan mengapa banyak pasien masih merasa lemah dan kelelahan meski telah dinyatakan bebas dari virus. Mereka juga mengatakan temuan mereka bisa digunakan untuk membantu para tenaga medis untuk memantau kesehatan jantung jangka panjang para penyintas Covid-19.