Gejala Hepatitis Tidak Spesifik, Sering Dianggap Sakit Maag Biasa

Selasa, 28 Juli 2020 | 17:30 WIB
Gejala Hepatitis Tidak Spesifik, Sering Dianggap Sakit Maag Biasa
Ilustrasi hepatitis. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan orang biasanya tidak menyadari telah terinfeksi virus hepatitis, terutama jenis B dan C. Hal itu lantaran kedua penyakit itu memang memiliki gejala tidak spesifik di awal.

"Memang sangat tidak begejala. Kebanyak orang sekitar 70-80 persen pasien hepatitis B dan C tidak menyadari ada virus di dalam tubuhnya," kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD - KGEH.FINASIM dalam webinar Kemenkes, Selasa (28/7/2020).

Irsan mengatakan, gejala yang muncul biasanya tubuh menjadi mudah lelah. Namun tanda itu tidak spesifik, sehingga kebanyakan orang tidak terpikir kalau itu gejala hepatitis.

Umumnya, orang didiagnosis hepatitis ketika kondisi hatinya telah mulai mengalami peradangan atau sirosis, bahkan ada yang sudah menjadi kanker hati. Menurut Irsan, tak jarang gejala hepatitis justru tersamarkan dengan penyakit lain.

Baca Juga: WHO: Vaksinasi Berhasil Turunkan Kasus Hepatitis B pada Anak

"Pasien kanker hati biasanya datang ke saya setelah sudah muter ke dua atau tiga dokter karena dinyatakan sebagai maag. Jadi gejalanya bisa tersamar karena sakit maag. Setelah sebulan dua bulan tidak membaik, kemudian didiagnosis ada kanker. Kemudian datang dengan muntah darah, tidak sadar, begitu dicek sirosis. Jadi memang pada tahap kronik tidak bergejala," paparnya.

Karena itu, infeksi virus hepatitis bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, kata Irsan. Khusus hepatitis B, bisa dicegah dengan pemberian vaksin sejak bayi baru lahir. Karena penularannya paling banyak terjadi dari ibu hamil yang diturunkan ke janinnya.

Karena itu, Irsan menyarankan agar ibu hamil melakukan tes hepatitis B agar jika positif terinfeksi virus, bisa dicegah sejak awal. Sedangkan hepatitis C, menurut Irsan, paling banyak tertular akibat penggunaan narkotika jarum suntik secara bersamaan.

Sementara itu, untuk pasien hepatitis bisa menjalankan pola hidup bersih dan sehat sesuai yang dianjurkan. Menurur Irsan, tidak ada pantangan atau pola hidup spesifik yang perlu dilakukan.

"Tidak ada larangan khusus. Yang justru banyak beredar itu mitos. Tidak boleh makan daging, tidak boleh makanan berlemak, bersantan. Akhirnya pasien hepatitis kurus karena bingung mau makan apa. Jadi itu mitos," ucapnya.

Baca Juga: Hari Hepatitis Dunia, Ini Salah Kaprah Mengenai Hepatitis B

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI