Setelah Menopause, Perempuan Lebih Berisiko Terkena Sindrom Metabolik

Selasa, 28 Juli 2020 | 14:48 WIB
Setelah Menopause, Perempuan Lebih Berisiko Terkena Sindrom Metabolik
Ilustrasi perempuan menopause
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para perempuan mengahadapi risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik setelah menopause. Sindrom metabolik ini bisa meliputi tekanan darah tinggi, lemak perut berlebih, kadar kolesterol tinggi, dan peningkatan gula darah. 

Sindrom metabolik bisa berbahaya karena berisiko memicu serangan jantung dan stroke.

Melansir dari Everyday Health, sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal Menopause pada Juni 2020 melaporkan bahwa setelah menopause, risiko mengalami sindrom metabolik pada perempuan melonjak jadi 38 persen. 

Dalam hal ini para peneliti memeriksa data pada 12.611 perempuan Kanada yang berusia 45 hingga 85 tahun. Sebanyak 10.035 perempuan (umur rata-rata 65 tahun) dalam penelitian ini sudah mengalami menopause sementara 2.576 perempuan (umur rata-rata 51 tahun) lainnya belum mengalami menopause. 

Baca Juga: Waspada, Tidur Berlebihan Dapat Memengaruhi Metabolisme Tubuh!

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa perempuan pascamenopause 38 persen lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita premenopause.

"Risiko yang lebih besar ini meningkatkan kebutuhan untuk peningkatan pelindung, seperti makan yang lebih sehat dan peningkatan intensitas olahraga pada wanita menopause," kata Mark DeBoer, MD, seorang peneliti di University of Virginia di Charlottesville, yang tidak terlibat dalam penelitian.

ilustrasi menopause yang dialami perempuan. (Shutterstock)
ilustrasi menopause yang dialami perempuan. (Shutterstock)

Tetapi para peneliti menekankan bahwa studi ini bukan didapat dari eksperimen terkontrol yang menyatakan menopause secara langsung menyebabkan sindrom metabolik. Hasilnya juga tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi karena para perempuan dalam penelitian ini didominasi oleh keturunan Eropa dan tidak mencerminkan populasi multietnik.

Berbagai risiko kesehatan yang mungkin dihadapi oleh perempuan yang mengalami menopause adalah karena pergeseran hormon mereka.

"Peningkatan risiko sindrom metabolik setelah menopause mungkin karena  pergeseran komposisi tubuh yang melibatkan persentase lebih tinggi pada jaringan lemak, penurunan jaringan otot, dan redistribusi lemak di sekitar perut," kata Robert Eckel, MD, seorang profesor emeritus di University of Colorado Anschutz Medical Campus.

Baca Juga: Studi: Minum Susu Tiap Hari Tak Atasi Masalah Tulang Pada Perempuan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI