Bagi Penderita Prediabetes, Suplemen Kayu Manis Bisa Turunkan Kadar Gula

Selasa, 28 Juli 2020 | 14:18 WIB
Bagi Penderita Prediabetes, Suplemen Kayu Manis Bisa Turunkan Kadar Gula
Ilustrasi tes gula darah (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prediabetes dapat terjadi kepada siapa saja. Namun, umumnya kondisi ini terjadi pada orang dewasa terutama mereka yang berusia 40 tahun ke atas.

Berdasarkan Hello Sehat, prediabetes merupakan kondisi peningkatan kadar gula darah dari biasanya tapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Untuk mengontrolnya, peneliti merekomendasikan suplemen kayu manis.

Menurut studi yang terbit dalam Journal of the Endocrine Society, suplemen kayu manis dapat mengontrol kadar gula penderita prediabetes, berpotensi memperlambat perkembangan diabetes tipe 2.

"Penderita prediabetes, (konsumsi) suplemen kayu manis selama 12 minggu meningkatkan Fasting Plasma Glucose (FPG) dan toleransi glukosa, dengan keamanan yang baik," kata peneliti dari Joslin Diabetes Center di Boston, AS.

Baca Juga: Jeremy Teti Curhat Sakit Asam Urat Karena Pola Makan, Apa Saja Pemicunya?

Setengah sendok teh bubuk kayu mayu manis setiap hari terbukti efektif menurunkan kolesterol jahat. (shutterstock)
Ilustrasi kayu manis. (shutterstock)

Peneliti menambahkan, suplemen kayu manis tidak hanya menurunkan kadar FPG, tetapi juga meningkatkan kemampuan tubuh menoleransi kabrbohidrat.

Meski prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, peneliti mengatakan hal itu bisa dicegah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup penderita. Penurunan berat badan dan konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat berpengaruh.

Namun dalam sebagian besar kasus, prediabetes tidak terdeteksi. Sebanyak tiga hingga 11 persen penderita prediabetes mengalami diabetes tipe 2 tiap tahun.

"Itu disebabkan identifikasi strategi yang efektif, tahan lama, aman, dan hemat biaya untuk pencegahan diabetes tipe 2 tetap menjadi kebutuhan yang tidak terpenuhi secara klinis, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," ujar peneliti, dikutip dari Fox News.

Baca Juga: Perhatikan, Moms! Pola Makan Bayi Pengaruhi Kesehatan Jangka Panjang, lho

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI