Hari Hepatitis Dunia, Ini Salah Kaprah Mengenai Hepatitis B

Selasa, 28 Juli 2020 | 06:49 WIB
Hari Hepatitis Dunia, Ini Salah Kaprah Mengenai Hepatitis B
Ilustrasi hepatitis B. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kondisi Hepatitis B sejatinya dapat dicegah dengan pemberian vaksin pada mereka yang belum terpapar dan melakukan pengobatan segera pada kasus Hepatitis B, baik kasus baru maupun menahun, untuk menghindari perburukan penyakit," ucap Ali.

3. Hepatitis B tidak ada obatnya, jadi untuk apa ke dokter?

Anggapan itu yang membuat pasien hepatitis lupa dan enggan untuk konsultasi ke dokter. Padahal, Ali menyampaikan, bahwa jika infeksi hepatitis B telah menahun atau kronis, maka harus rutin ke dokter sedikitnya setahun sekali karena kerusakan hati dapat terjadi kapan saja.

"Dokter akan memberikan saran terbaik dalam menjaga kesehatan dan pemeliharaan hati. Dokter juga akan memberitahu jika perlu untuk menjalani pengobatan tertentu," katanya.

Baca Juga: Virus Hepatitis Bisa Ditularkan Melalui Aktivitas Sehari-Hari, Apa Saja?

Menurut Ali, Kebanyakan orang yang terinfeksi Hepatitis B kronis hidup sehat seperti orang biasa dan baru mengetahuinya ketika melaksanakan medical check up. Akan tetapi, kebanyakan orang baru merasa perlu berobat setelah terjadi gejala lanjutan seperti sirosis atau bahkan kanker hati.

"Virus hepatitis B dikenal sebagai pembunuh diam-diam yang kapan saja bisa merenggut nyawa seseorang. Hampir 70 persen penderita infeksi Hepatitis B tidak bergejala atau anikterik (tidak kuning). Akibatnya penderita tidak menyadari telah terkena dan baru diketahui sesudah penyakit berjalan lanjut atau mengalami reaktivasi akut," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI