Kasus Covid-19 Melonjak, India Berburu Plasma Darah untuk Pengobatan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 27 Juli 2020 | 21:39 WIB
Kasus Covid-19 Melonjak, India Berburu Plasma Darah untuk Pengobatan
Plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pasien bergejala yang menyumbangkan plasma darah empat minggu setelah pemulihan akan mendapatkan keuntungan dalam pekerjaan dan perumahan pemerintah. Misalnya, seorang donor dapat memperoleh nilai tambahan jika ia menjalani suatu tes atau wawancara untuk suatu pekerjaan.

Assam juga menawarkan untuk membayar biaya perjalanan dan biaya lain untuk para donor dari luar negara bagian itu, dan telah membuat para pekerja garis depannya menjelajahi negara bagian untuk membawa para peserta yang bersedia ke pusat-pusat donasi plasma.

Assam, yang juga dilanda banjir hingga menewaskan sekitar 100 orang dan menyebabkan dampak pada sekitar tiga juta lainnya, memprediksi infeksi virus corona akan memuncak pada pertengahan September. Sejauh ini, dilaporkan lebih dari 32.000 kasus dengan 79 kematian muncul di negara bagian itu.

Tes virus Corona Covid-19 di negara bagian Kerala, India. (Dok. Twitter@shailajateacher).
Tes virus Corona Covid-19 di negara bagian Kerala, India. (Dok. Twitter@shailajateacher).

Kebutuhan akan plasma darah muncul ketika India, negara pemasok obat generik dengan jumlah terbesar di dunia, berjuang untuk mengakhiri kekurangan remdesivir dan tocilizumab di dalam negeri.

Baca Juga: RS Universitas Udayana Bali Gunakan Plasma konvalesen Atasi Pasien Covid-19

Meskipun produsen obat asal Amerika Serikat, Gilead Sciences Inc, telah memberi wewenang kepada enam perusahaan yang beroperasi di India untuk membuat dan menjual versi generik remdesivir, hanya tiga dari mereka yang sejauh ini dapat mulai memproduksi persediaan.

Sarma mengatakan bahwa, hingga baru-baru ini, Assam hanya menerima 12-16 botol remdesivir sehari, lebih sedikit dibandingkan dengan permintaan untuk setidaknya 100 botol. Tetapi, situasi mereda ketika Assam mendapatkan 400 botol dari perusahaan lokal beberapa hari yang lalu, katanya.

"Tetap saja, orang tidak melakukan produksi yang cukup dan akibatnya pasar abu-abu telah muncul," kata Sarma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI