Suara.com - Hingga saat ini belum ada tren penurunan kasus infeksi Covid-19 di dunia. Bahkan selama sepekan terakhir, penambahan kasus Covid-19 secara global terus di atas 200 ribu orang di seluruh dunia.
Berdasarkan live update pada situs worldometer.info pada Minggu, 26 Juli 2020 pukul 08.00 WIB, jumlah kasus covid-19 mencapai lebih dari 16,1 juta orang tersebar di 215 negara atau bertambah 258.197 kasus baru selama 24 jam
Sementara kasus orang meninggal dunia setelah terinfeksi SARS COV-2 itu ada 647.595 dan sembuh mencapai 9.907.262 orang di dunia.
Sehingga kasus yang masih aktif hingga saat ini tercatat ada 5.634.754 orang di dunia, 99 persen di antaranya dalam kondisi ringan dan sedang. Sementara satu persen dalam kondisi berat.
Baca Juga: Belanja Susu Bisa Bantu Dukung Gizi Keluarga Terdampak Pandemi Covid-19
Kasus baru terbanyak masih terjadi Amerika Serikat (67.382 kasus), India (48.472 kasus), Brasil (48.234 kasus), dan Afrika Selatan (12.204 kasus). Sementara angka kematian harian paling banyak terjadi di Brasil, yaitu 1.111 orang.
Sedangkan lima besar negara dengan kasus positif virus corona terbanyak yaitu Amerika Serikat 4.315.678 kasus, Brasil 2.396.434 kasus, India 1.385.494 kasus, Rusia 806.720, dan Afrika Selatan 434.200 kasus.
Indonesia sendiri mengalami pertambahan kasus sebanyak 1.868 orang dalam satu hari, membuat akumulasinya menjadi 97.286. Angka kasus positif itu didapatkan dari pemeriksaan spesimen di seluruh Indonesia sebanyak 1.361.207 orang.
Di negara yang mengalami konflik, pandemi Covid-19 semakin memperburuk keadaan dan krisis kemanusian.
Di Yaman, 97 tenaga medis telah dinyatakan meninggal sejak adanya wabah virus corona. Mereka termasuk ahli penyakit menular, direktur medis, bidan dan apoteker.
Baca Juga: Cara Tim Make Up Dior BIkin Riasan di Tengah Pandemi Covid-19
Dikutip dari Euro News, sebelum ada pandemi, Yaman bahkan hanya memiliki 10 dokter untuk setiap 10.000 orang.
Sistem kesehatan negara itu juga jadi berantakan setelah lima tahun perang yang menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Setengah dari fasilitas medisnya tidak berfungsi.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional telah melaporkan 1.674 infeksi virus corona yang dan 474 kematian.
PBB telah memperingatkan bahwa kekurangan pangan akan meningkat tajam di bagian Yaman yang dilanda perang dalam enam bulan ke depan. Terutama karena penurunan ekonomi secara keseluruhan juga dampak pandemi.
Laporan oleh Program Pangan Dunia, Dana Anak PBB juga Organisasi Pangan dan Pertanian mengatakan, jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi diperkirakan akan meningkat dari 2 juta menjadi 3,2 juta di selatan negara itu.
Yaman telah menjadi tempat krisis pangan terbesar di dunia, sebagian besar karena perang pemberontak Houthi melawan koalisi pimpinan Saudi yang bertempur di pihak pemerintah yang diakui secara internasional.