'Dibantu' Protein Manusia, Ternyata Virus Corona Masih Bisa Bermutasi!

Sabtu, 25 Juli 2020 | 08:39 WIB
'Dibantu' Protein Manusia, Ternyata Virus Corona Masih Bisa Bermutasi!
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti menemukan bahwa SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 kembali bermutasi. Kali ini, mereka 'dibantu' oleh protein manusia yang menurunkannya.

Ilmuwan dari University of Bath dan University of Edinburg di Inggris mengatakan temuan mereka ini dapat membantu dalam mendesain vaksin Covid-19 potensial untuk memerangi virus corona.

Dalam sebuah pernyataan, peneliti mencatat semua organisme bermutasi, tetapi ini biasanya merupakan proses acak sebagai akibat dari kesalahan yang dibuat ketika DNA disalin.

"Dalam kasus SARS-CoV-2, mutasi mungkin bukan proses acak dan manusia justru memutasinya, sebagai bagian dari mekanisme pertahanan untuk menurunkan virus," jelas peneliti, dilansir Fox News.

Baca Juga: Diasuh Tetangga, Bayi 9 Bulan di Ponorogo Positif Corona, Ibunya Negatif

Hal ini diketahui setelah ilmuwan mempelajari lebih dari 15.000 genom virus dari proyek penelitian di seluruh dunia, mereka mengidentifikasi 6.000 mutasi.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

"Mereka melihat seberapa banyak masing-masing dari empat huruf yang membentuk kode genetik virus (A, C, U, dan G) bermutasi dan menemukan virus memiliki tingkat mutasi yang sangat tinggi yang menghasilkan residu U," jelas peneliti.

Ini, kata mereka, adalah 'ciri khas' dari profil mutasi APOBEC Apolipoprotein B mRNA Editing seperti Catalytic Polypeptide-like), protein manusia yang dapat 'membantu' virus bermutasi.

"Seleksi alam, survival of the fittest, memungkinkan virus untuk melawan proses mutasi ini," tambah para peneliti.

Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].
Penampakan Virus Corona baru atau COVID-19 [NIAID flickr].

"Saya telah melihat profil mutasi untuk banyak organisme dan mereka semua menunjukkan semacam bias, tetapi saya belum pernah melihat yang sekuat dan aneh ini," kata penulis utama Profesor Laurence Hurst direktur Milner Centre for Evolution di the University of Bath.

Baca Juga: Daftar Pejabat Tes Corona karena Wawali Kota Solo Purnomo Positif COVID-19

Dengan lebih dari 298 ribu kasus dan 45.677 kematian, Inggris adalah salah satu negara yang paling terkena dampak pandemi virus corona, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI