Tingkat Keselamatan Pasien Covid-19 yang Diberi Steroid Bisa Diprediksi

Sabtu, 25 Juli 2020 | 08:09 WIB
Tingkat Keselamatan Pasien Covid-19 yang Diberi Steroid Bisa Diprediksi
Ilustrasi pasien covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter sekarang bisa tahu pasien Covid-19 mana yang kondisinya kemungkinan akan membaik saat diberi steorid dan mana yang tidak hanya dengan tes darah sederhana.

Tes darah ini ditemukan oleh peneliti dari Albert Einstein College of Medicine and Montefiore Health System di Bronx, New York, saat melakukan studi observasional.

Tidak cuma itu saja, studi ini juga mengonfirmasi hasil uji coba terhadap penggunaan steorid untuk pasien Covid-19 oleh peneliti Inggris dalam lingkup yang lebih besar.

"Hasil studi kami sama dengan temuan yang dijanjikan dari Inggris," kata Dr. Marla Keller, wakil ketua untuk penelitian di Department of Medicine di Einstein and Montefiore.

Baca Juga: Studi: Obat Steroid Selain Deksametason Bisa Sama Manjurnya untuk Covid-19

Namun, Keller menambahkan, bahwa ini adalah kali pertama ada penelitian yang dapat melihat pasien mana yang akan selamat dengan pengobatan steorid, selain deksametason.

Dexamethasone alias deksametason disebut bermanfaat bagi pasien Covid-19. (Shutterstock)
Dexamethasone alias deksametason disebut bermanfaat bagi pasien Covid-19. (Shutterstock)

Penelitian ini melibatkan hampir 3.000 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Montefiore.

Satu kelompok yang terdiri dari 140 pasien mendapat steroid dalam bentuk prednison, deksametason, dan metilprednison selama 48 jam setelah perawatan.

Hampir semua pasien menjalani tes darah untuk mengukur jumlah peradangan dalam tubuh dengan mengukur tingkat protein C-reactive (CRP) mereka.

CRP diproduksi dalam tubuh manusia sebagai respons terhadap peradangan dan akan meningkat apabila jumlah peradangan menjadi lebih tinggi.

Baca Juga: Ketergantungan Steroid untuk Obati Eksim, Wajah Wanita Ini Hancur

Tingkat CRP normal yang dilaporkan dalam penelitian ini di bawah 0,8 miligram per desiliter darah.

Dexamethasone disebut manjur untuk pasien Covid-19 yang parah, bukan untuk yang bergejala ringan. [Shutterstock]
Dexamethasone disebut manjur untuk pasien Covid-19 yang parah, bukan untuk yang bergejala ringan. [Shutterstock]

"Kami menemukan, pada pasien dengan tingkat peradangan yang tinggi, dengan tingkat CRP lebih besar dari 20, pemberian steroid mengurangi risiko penggunaan ventilator sebesar 75 persen," jelas Keller.

Sebaliknya, pemberian steorid pada pasien dengan tingkat peradangan lebih rendah, dengan tingkat CRP kurang dari 10, justru meningkatkan risiko penggunaan ventilator atau kematian hampir 200

Ahli kesehatan mengatakan bahwa banyak kematian Covid-19 disebabkan oleh respon peradangan tubuh secara intens, yang menyebabkan kerusakan paru-paru parah.

"Temuan kami menunjukkan pengobatan steroid harus disediakan untuk pasien dengan peradangan tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan kadar CRP," jelas Dr. William Southern, profesor kedokteran dan kepala Division of Hospital Medicine di Einstein and Montefiore.

Dilansir Fox News, studi ini terbit dalam Journal of Hospital Medicine minggu ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI