Suara.com - Seorang perempuan di Washington DC dirawat di rumah sakit setelah kotorannya berubah perak. Perempuan berusia 69 tahun yang tidak disebutkan namanya itu dibawa ke ruang gawat darurat di Rumah Sakit Universitas MedStar Georgetown, demikian laporan kasus yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine .
Perempuan itu sakit kanker usus besar metastasis juga mengeluh pusing selama dua minggu. Saat di rumah sakit ia juga menjalani tes feses.
Hasilnya, menunjukkan adanya darah pada feses, sedangkan rontgen pada perut dan panggulnya ditemukan bahwa kanker telah menyebar hingga ke organ hati.
Para dokter juga menemukan tumor kolorektal. Dokter juga meyakini bahwa kotoran perempuan itu berubah menjadi perak karena kombinasi penyakit kuning dan warna kehitaman pada kotorannya sebagai akibat dari obat yang diminumnya.
Baca Juga: Warga Ini Nekat Tutup Akses Jalan Widodo Pakai Tembok karena Kotoran Ayam
Sayangnya, setelah berdiskusi, para dokter memutuskan bahwa pilihan terbaik adalah perawatan rawat inap rumah sakit.
"Setelah diskusi tentang pilihan perawatan dengan pasien, keputusan dibuat untuk fokus pada kenyamanannya," kata tim dokter dikutip dari Mirror.
Dr Michael F. Picco, seorang dokter di Mayo Clinic, menjelaskan bahwa warna tinja umumnya dipengaruhi makananan apa pun yang dikonsumsi juga terhadap jumlah empedu, cairan kuning-hijau yang mencerna lemak.
"Saat pigmen empedu berjalan melalui saluran pencernaan Anda, mereka secara kimiawi diubah oleh enzim, mengubah pigmen dari hijau menjadi coklat," jelasnya.
Picco menyarankan agar lakukan konsultasi dengan dokter jika warna feses dirasa mencurigakan.
Baca Juga: Susah BAB, Tahanan Narkoba Polda Jambi Meninggal di RS Bhayangkara
"Jika tinja Anda berwarna merah terang atau hitam, yang mungkin mengindikasikan adanya darah, segera cari bantuan medis," ujarnya.