Anehnya, negara-negara dengan tingkat kebiasaan merokok lebih tinggi memiliki tingkat kematian lebih kecil setelah serangkaian penelitian menemukan rendahnya tingkat perokok di antara pasien rumah sakit.
"Sejumlah besar kemungkinan prediktor dimasukkan ke dalam model dengan hanya 50 pengamatan dan kemudian formula yang dihasilkan telah ditafsirkan secara berlebihan," kata Profesor Sir David Spiegelhalter dari University of Cambridge dikutip dari The Sun.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nature, sebuah jurnal ilmiah pada Juni 2020 menemukan bahwa perintah lockdown hanya mencegah sekitar 60 juta orang yang tertular virus corona Covid-19.