Studi: Pandemi Punya Dampak Tersendiri pada Kesuburan

Jum'at, 24 Juli 2020 | 11:27 WIB
Studi: Pandemi Punya Dampak Tersendiri pada Kesuburan
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keadaan darurat kesehatan Covid-19 disebut menyebabkan penurunan kesuburan di negara maju dan kelahiran tak diinginkan di negara miskin dan berkembang. Hal ini dinyatakan dalam sebuah studi yang diterbitkan di Science pada 24 Juli.

Dilansir dari MedicalXpress, penelitian ini disusun oleh Arnstein Aassve dari Universitas Bocconi bersama Nicolò Cavalli, Letizia Mencarini,  Samuel Plach, dan Massimo Livi Bacci dari University of Florence.

Para penulis menekankan perbedaan dalam pengembangan populasi dan tahap mereka dalam transisi demografis.

"Meskipun sulit untuk membuat prediksi yang tepat, skenario yang mungkin adalah bahwa kesuburan akan turun, setidaknya di negara-negara berpenghasilan tinggi dan dalam jangka pendek," kata Arnstein Aassve, profesor di Departemen Ilmu Sosial dan Politik di Bocconi.

Baca Juga: Bocah SD di Kota Serang Positif Corona, Satu Sekolah Dites Massal

Di negara-negara berpenghasilan tinggi, gangguan dalam organisasi kehidupan keluarga karena lockdown yang berkepanjangan, pengasuhan anak oleh orang tua setelah penutupan sekolah, dan pandangan ekonomi yang memburuk cenderung menyebabkan penundaan dalam melahirkan anak. 

Penurunan kesuburan lebih lanjut di negara-negara berpenghasilan tinggi akan mempercepat penuaan populasi dan penurunan populasi yang berimplikasi bagi kebijakan publik.

Ilustrasi hamil anak kembar. (unsplash)
Ilustrasi hamil anak kembar. (unsplash)

Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kesuburan malah bisa meningkat selama pandemi. Hal ini disebabkan karena kesulitan dalam mengakses layanan keluarga berencana.

Sulitnya akses kontrasepsi dapat mengakibatkan lonjakan jangka pendek pada kehamilan yang tidak diinginkan dan memperburuk kesehatan neonatal dan reproduksi.

Studi ini adalah bagian kegiatan penelitian dari Dondena Center yang bertajuk COVID Crisis.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Amerika Selatan Tembus 4 Juta, Brasil Paling Banyak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI